SURABAYA | duta.co – Sejumlah nelayan di Kenjeran Surabaya mengeluh pendangkalan laut yang disebabkan lumpur. Hal ini mengganggu operasional nelayan di pantai itu.

Usai menangkap ikan, para nelayan berburu waktu nengan pasang surut air laut untuk bisa meminggirkan hasil tangkapannya. Jika tidak meraka harus menunggu hingga air pasang. Kondisi ini berpengaruh pada kualitas ikan hasil tangkapan dan perpotensi busuk.

Hal ini langsung direspon Dewan Penasehat Partai Gerindra Jatim, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Pihaknya langsung mengambil sampel lumpur untuk diuji lab di ITS. Dan hasilnya mengejutkan, kandungan mineral di lumpur tersebut identik dengan lumpur Lapindo di Sidoarjo.

Sehingga pengendapan ini diduga berasal dari lumpur Lapindo. “Hasil lab ITS, ternyata benar semua sama persis dengan yang keluar dari lumpur Lapindo. Ini akan kami ajukan ke pemerintah pusat untuk melakukan pembersihan sedimentasi yang sudah merugikan nelayan,” ujarnya usai bertemu dengan sejumlah nelayan di Kenjeran Surabaya, Senin (4/12/2023).

Menurutnya, pemerintah perlu turun tangan karena bencana lumpur Lapindo sudah menjadi bencana nasional dan sudah diambil alih pemerintah pusat.

Selain mendapat menampung keluhan soal sedimentasi laut, Caleg Gerindra DPR RI dapil Surabaya – Sidoarjo ini juga mendapat keluhan soal bahan bakar untuk perahu.

“Mereka ini hanya mendapat jatah beli 5 liter perhari bbm bersubsidi. Padahal sesuai Undang-undang ESDM No 6 Tahun 2014, nelayan harusnya mendapat jatah maksimal 25 ribu liter per kapal perbulan. Artinya sehari bisa sekitar 1.000 liter,” bebernya.

Di depan sejumlah nelayan Kenjeran, Bambang Haryo berjanji akan menyelesaikan masalah ini. Karena tidak hanya dialami nelayan Surabaya namun juga dialami para nelayan di Sidoarjo.

Sementara itu Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ikan Belanak, Maulana Satar mengaku senang atas kehadiran Bambang Haryo. Mereka bisa menyampaikan sejumlah keluhan yang dialami para nelayan.

Menurutnya, sedimentasi laut di wilayah Kenjeran terjadi sejak 2010 dan terus mendangkal hingga sekarang. Idealnya perairan kenjeran memiliki kedalaman 20 meter sebagai angka aman perahu nelayan bisa sandar ke pantai.

“Sedimentasi ini jauhnya sekitar 2 kilometer dari bibir pantai. Ini mengganggu proses nelayan mengangkut hasil tangkapan,” terang Maulana Satar. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry