SOROTI/Finalis Duta Pariwisata Cak Yuk Gresik saat tampil di atas panggung menggunakan pakaian sedikit terbuka saat Grand Final Cak Yuk di Gedung WEP, kemarin. (much shopii/duta.co)

GRESIK | duta.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik menyoroti grand final pemilihan Duta Pariwisata Cak Yuk Gresik 2023. Sebab, tidak mencerminkan Gresik sebagai kota santri. Penyebabnya, malam puncak yang berlangsung diĀ  gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP)ada lirik lagu Sate Babi hingga glass of beer atau segelas bir. Selain itu, pakaian finalis terlihat sebagian dada terbuka yang tidak mencerminkan Gresik sebagai Kota Santri dan Kota Wali.

Dalam tayangan youtube milik Suara Gresik milik Dinas Komunkasi dan Infiormasi (Diskominfo) Gresik telah ditonton sebanyak 3,8 ribu. Pada menit ke 1.26.21 lagu bergaya kolonial Belanda itu memang menggunakan lirik bahasa Belanda. Namun banyak disisipi bahasa Indonesia yang menyebut makanan khas.

Ā Lagu berjudul Geef Mij Maar Nasi Goreng atau Beri Saja Aku Nasi Goreng ciptaan Wieteke van Dort ini menceritakan kerinduannya terhadap makanan Indonesia. Dimana saat dia di Belanda tidak ada Lontong, Sate Babi, tidak ada rasa pedas hingga berbagai makanan Indonesia.

Dalam lirik lagu tersebut disebutkan Sate Babi. Saat pemutaran lagu di Grand Final Cak Yuk tersebut tidak disertai terjemahannya. Namun setelah ditelusuri memiliki arti tidak ada Lontong, Sate Babi, tidak pedas. Makanan itu dirindukan oleh pencipta lagu. Selain itu juga terdapat lirik And a glass of beer atau satu gelas bir.

Ketua MUI Gresik KH Masoer Shodiq cukup kaget dengan pemilihan lagu yang dibawakan dalam ajang pemilihan.Ā Ā  Gresik memiliki sejarah kolonial, maka tak berlebihan apabila iring-iringan lagu dalam Grand Final Cak Yuk itu menggunakan lagu Belanda. Hanya saja MUI sangat prihatin lagu itu terdapat lirik Sate Babi.

ā€œPromosi-promosi terkait hasil Gresik sangat baik. Tetapi dalam promosi itu tidak memperhatikan budaya lokal, jelas itu menciderai Gresik sebagai Kota Wali dan Kota Santri,ā€ ucap dia kepada awak media, kemarin.

Promosi kuliner khas itu hakikatnya bagus. Tetapi menyebut Sate Babi dalam lirik lagu saat Grand Final Duta Pariwisata Gresik sangat memprihatikan.Ā ā€œIya ini menciderai, panitianya harus segera minta maaf,ā€ tegasnya.

Meski lagu tersebut merupakan lagu bergaya kolonial. Namun jika diangkat lagi ke masa kini, apalagi dalam kegiatan pemilihan duta pariwisata itu perlu diperhatikan budaya lokal.

Dalam kegiatan grand final Duta Pariwisata Cak Yuk Gresik 2023 itu menampilkan keberagaman etnis di Kabupaten Gresik. Beberapa iringan lagu juga disesuaikan etnis-etnis yang ada di Kota Pudak. Seperti Kolonial, Tionghoa, Arab, Pribumi. Nah dalam lagu kolonial yang disisipi nama-nama makanan itu berlangsung sekitar 2 menit.

Tidak hanya lagu dengan lirik Sate Babi, MUI juga menyayangkan penampilan finalis Cak Yuk yang menggunakan pakaian terbuka. Bahkan pakaian tersebut terlihat sebagian dada. Hal itu tidak mencerminkan Gresik sebagai Kota Santri dan Kota Wali. Ā ā€œNanti akan kami bahas lebih lanjut di MUI,ā€ pungkas dia. pii

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry