Stephany Grace saat menunjukkan platform Plasma Petra. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co  – Tingginya kebutuhan dan permintaan akan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19, menggerakan Universitas Kristen Petra untuk membuat sebuah platform bernama Plasma Petra (https://plasma.petra.ac.id/).

Aplikasi buatan mahasiswa, dosen, alumni dan dokter ini adalah program inisiasi dari UK Petra sebagai bentuk perwujudan partisipasi gotong royong segenap Sivitas Akademika dalam penanggulangan pandemi Covid-19 Indonesia.

Melalui Program Plasma Petra, calon pendonor yang terpanggil untuk mendonasikan plasma konvalesen untuk penanganan Covid-19 dapat dipertemukan dengan orang yang membutuhkan plasma tersebut dengan lebih mudah oleh semua orang di seluruh Indonesia.

Di dalam platform, pengguna dapat masuk sebagai pendonor dan penerima donor. Untuk pendonor hanya dapat mendaftarkan dirinya sendiri, namun untuk penerima donor, dalam hal ini yang berperan sebagai narahubung dapat mendaftarkan lebih dari satu orang pasien.

Para pengguna diminta mengisi form dengan jujur, yang berisi diantaranya alamat domisili, rumah sakit tempat pasien dirawat, serta golongan darah dan rhesus.

Saat ada kebutuhan donor, maka sistem akan secara otomatis menampilkan daftar rekomendasi pendonor yang cocok atau sesuai dengan kriteria pasien, mulai dari lokasi serta golongan darah dan rhesus.

Narahubung dapat memilih calon pendonor kemudian menekan tombol request, setelah itu akan muncul notifikasi pada halaman akun pendonor. Pendonor nantinya juga bisa menerima dan menolak, jika menerima, nantinya akan ada tombol untuk menghubungi narahubung yang akan langsung direct ke whatsapp.

“Saat sudah memencet tombol hubungi, secara otomatis status pendonor tersebut akan tidak aktif, untuk menghindari penumpukan permintaan,” ujar Bryan Elmer Cahyadi, selaku Ketua Tim Teknologi Informasi Plasma Petra.

Ide awal pembuatan platform ini datang dari seorang alumni UK Petra bernama Danny Gho, yang percaya bahwa UK Petra dapat menjadi salah satu solusi dari situasi ini.  Bryan Elmer Cahyadi, Marselus Richard Gianto dan Michael Wong, yang merupakan mahasiswa Informatika UK Petra mengambil peranan sebagai tim teknologi informasi.  ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry