LAMONGAN | duta.co – Kamar pasien di ruangan Bougenvile lantai 1-3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soegiri Lamongan, khususnya di ruangan pasien bagian tengah tidak terdapat tirai pembatas. Ruangan selebar 4×6 tersebut dihuni oleh tiga pasien yang utamanya adalah pasien dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Pantauan duta.co di lokasi, Sabtu (01/12/2018), di ruangan lantai satu B201, lantai dua B111, lantai tiga B110, tepatnya di belakang petugas rawat jaga memang sangat terbuka. Tidak ada tirai pembatas yang memisahkan antara pasien satu dengan yang lainnya.
Salah satu keluarga pasien BS (61) warga Kecamatan Tikung mengatakan, di ruangan tempat keluarganya berobat, lantai tiga Bougenvile B110, tidak diberi tirai.
“Di ruangan sini memang tidak ada gorden pembatasnya. Kalau di ruangan lainnya saya kira sudah ada,” ujarnya kepada duta.co keheranan Sabtu (01/12).
Karena tidak ada pembatas, kata dia, pasien yang tidak bisa berdiri dan ingin buang air kecil atau buang air besar, merasa sangat malu karena dilihat keluarga pasien lainnya.
“Kalau pasien yang masih bisa ke kamar kecil sendiri, itu sih tidak ada masalah. Bagaimana dengan pasien yang lainnya,” bebernya.
Saat ditanya, sudah berapa hari nunggu keluarganya di rumah sakit tersebut, ia mengatakan sudah delapan hari. Pihaknya berharap agar pihak rumah sakit secepatnya memberi tirai pembatas di ruangan pasien.
“Agar tidak menjadi rasan-rasan (perbincangan) keluarga pasien yang lainnya, hendaknya segera dipasang tirai pembatas itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasubbag Hukum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soegiri Lamongan, Budi Wignyo Siswoyo, saat dikonfirmasi mengucapkan terimakasih atas pemberitahuan soal kamar pasien di ruangan Bougenvile yang tidak ada tirai pembatas. Pihaknya menyampaikan akan berkoordinasi dengan bagian yang yang menangani.
“Akan segera dilakukan pengecekan ke ruangan tersebut, apa benar tidak ada tirai pembatasnya, selanjutnya akan dikonfirmasikan ke bagian yang menanganinya,” tegas Budi panggilan akrabnya. (ard)
