Tampak proses pembangunan Masjid KH Hasyim Asy’ari sudah mendekati final. (FT/Poskotanews)

JAKARTA | duta.co – Pertama kali, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki masjid. Letaknya di Daan Mogot, Jakarta Barat. Pembangunannya menelan biaya sekitar Rp 164 miliar.  Menurut Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, pembangunan Masjid Raya ini, segera rampung. Diusulkan namanya Masjid KH Hasyim Asy’ari, sekarang pembangunannya sudah mencapai 98 persen.

“Ditargetkan peresmiannya Minggu 16 April 2017,” kata Sumarsono di lokasi pembangunan masjid, Senin (27/3/2017).

Masih menurut Sumarsono yang akrab disapa Soni itu, kunjungan ke lokasi ini memang untuk melihat langsung perkembangan pembangunan masjid. Dia menyebut pembangunan fisik yang belum rampung adalah terkait pemasangan lampu dan pembersihan saja. “Dari segi bangunan fisik, tapi yang belum lanskapnya. Lanskapnya akan start insyaAllah minggu depan,” ujar Soni.

Masjid itu nantinya akan bisa menampung 12.500 orang. “Berarti kalau salat ied, saya kira cukuplah, menampung seluruh rusun masuk sini juga bisa,” ujar Soni.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang dalam proses untuk memilih nama masjid serta terkait pengelolaannya. Soni pun menyebut sudah ada beberapa nama yang diusulkan kepada pihak Pemprov untuk masjid yang memiliki luas tanah 3,5 hektare itu. Salah satu nama yang diusulkan adalah nama pahlawan nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Hasyim Asy’ari.

“Karena yang meresmikan adalah pak Presiden. Kami harapkan namanya juga bisa diberikan ke Presiden. Tapi kami belum ada keputusan soal nama, kami juga berproses antara lain restu atau izin dari pihak keluarga dulu. Kan prosesnya harus izin keluarga dulu nama dipakai, jadi kami minta izin dulu,” kata Soni.

Sebelumnya soal pemberian nama sudah ada konsultasi dengan Gus Solah (KH Shalahuddin Wahid sebagai cucu KH Hasyim Asy’ari). Bahkan pemberian nama itu telah disetuji oleh Gus Solah. Ia memberikan dukungannya setelah ditemui oleh Wakil Gubernur DKI non aktif Djarot Saiful Hidayat di kediamannya di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2017).

“Ini silaturahmi menyambung kemarin kami datang ke Tebuireng. Intinya adalah mohon doa restu dan mohon izin karena kita akan menggunakan nama Kyai Haji Hasyim Asy’ari sebagai nama masjid raya yang sebentar lagi diresmikan oleh Pak Jokowi,” ujar Djarot .

Ia sudah membicarakan hal ini sebelum cuti untuk memohon izin agar bisa menggunakan nama Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Alhasil Gus Solah merestui memakai nama kakeknya.

“Alhamdulillah beliau memberikan izin untuk menggunakan nama kakek beliau sebagai masjid raya di Jakarta Barat,” imbuhnya.

Gus Solah sendiri memberikan saran kepada Djarot bahwa banyak pendekar-pendekar Islam yang harus juga mendapatkan aspresiasi tidak hanya Kyai Haji Hasyim Asy’ari. “Nanti masjid raya di Jakarta Selatan atau di Jakarta Timur yang belum dibangun, itu salah satunya diberi nama masjid raya Kyai Haji Ahmad Dahlan dan satu lagi Cokrominoto, itulah pendekar pejuang kita,” tutur Djarot.

Alasan Gus Solah menyetujui nama kakeknya dipakai di masjid kawasan Daan Mogot sebagai salah satu bentuk penghormatan. “Itu harus kita apresiasi pemberian nama itu kan penghargaan, penghormatan dan memang layak yah. Ada lagi satu raksasa Islam, Pak Agus Salim itu hidupnya hampir sama dari 1860-1880. Jadi itu namanya harus kita abadikan. Kami tentunya tidak hanya mengizinkan. Berterima kasih dan apresiasi, menghargai inisiatif itu,” ujar Gus Solah. (hud/kpr/net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry