Akhwani, SPd, MPd – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

PANDEMI Covid-19 memberikan efek kejut bagi dunia pendidikan. Guru dituntut mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif di tengah wabah Covid 19. Kebijakan Work from Home mengarahkan untuk tetap menyelenggarakan pembelajaran, tetapi di rumah masing-masing. Pembelajaran dilaksanakan melalui online atau daring di rumah masing-masing.

Satu hal yang tidak boleh ditinggalkan sebagai amanah Sistem Pendidikan nasional, yaitu Pendidikan karakter. Pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik saja, tetapi harus disertai dengan pembentukan karakter. Dalam kondisi dan situasi apapun Pendidikan karakter tidak boleh dikesampingkan, termasuk dalam kondisi pandemi Covid 19.

Tidak ada yang mampu menjamin bahwa orang yang pandai secara teoretis terkait dengan karakter berbanding lurus dengan karakter yang dimiliki. Secara sederhananya anak yang nilai akademiknya tinggi belum tentu karakternya baik. Harus dibedakan antara aspek pengetahuan dan sikap.

Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid 19

Pada konteks pembelajaran, umumnya guru masih menggunakan WhatsApp (WA) sebagai media pembelajaran, disusul Classroom dan Google Form. Dalam pembelajaran jika peserta didik dihadapkan dengan penugasan tentu akan membuat peserta didik menjadi bosan. Belum lagi pada jenjang sekolah dasar, tugas lebih banyak “didominasi” orang tua daripada peserta didik secara mandiri.

Pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan form “kegiatan terpuji” seperti: membantu orang tua, beribadah, mematuhi protocol Covid 19, dan lainnya. Teknisnya jika peserta didik melakukan tindakan terpuji maka mereka memberikan tanda centang pada kolom tersebut. Hal itu dilakukan setiap hari. Pada akhir pekan, peserta didik mengumpulkan kepada guru kelas sebagai bahan evaluasi.

Pembelajaran juga dapat dilakukan memberikan video pembalajaran yang memuat nilai-nilai syarat akan protokol Covid 19 seperti larangan mudik, bahaya tidak mamakai masker, pentingnya hidup bersih, kedisiplinan, dan lainnya. Selain itu juga melalui gambar atau poster yang berisi ajakan menjaga keselamatan bersama, hidup rukun, tanggung jawab dan lainnya.

Metode Pembelajaran Daring Berbasis Karakter

Keluhan pembelajaran daring yang umumnya muncul dipermukaan adalah pada jenjang Sekolah Dasar. Berbeda dengan jenjang SMP dan SMA yang cenderung mampu mengoperasionalkan gawai atau smartphone secara mandiri. Jenjang sekolah dasar masih perlu bimbingan orang tua. Bahkan, tidak jarang orang tua yang mengerjakan tugas anak, sementara itu anaknya asik bermain. Meskupun demikian, orang tua semakin menyadari bagaimana sulitnya mendidik anak.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk menghindari kejenuhan namun dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran tersebut misalnya Ular tangga, Acak Kata, dan Teka Teki Silang.

Pada pembelajaran dengan metode Ular tangga, permainan dilakukan seperti biasanya, melempat dadu dan berjalan sesuai angka. Bedanya, gambar-gambar pada lembar ular tangga berisi tindakan terpuji dan tidak terpuji.

Jika peserta didik melempar dadu dan berada pada gambar terpuji, misalnya memakai masker atau beribadah, maka di akan naik tangga. Namun jika dia melempar dadu dan menempati posisi angka yang menggambarkan tidak terpuji, misalnya tidak memakai masker, makai ia akan turun.

Sementara pada permainan acak kata, siswa diminta untuk mencari kata secara acak yang tersusun secara vertikal dan horizontal. Guru dapat mempersiapkan kata-kata yang disusun sesuai materi pelajaran. Peserta didik diminta untuk menemukan kata-kata sesuai dengan pelajaran yang sedang berlangsung, dengan memberikan kata kunci.

Pada pembelajaran dengan Metode Teka Teki Silang, guru menyiapkan lembar yang berisi kolom kolom kosong dan intruksi. Permainannya sama seperti mengisi TTS, hanya saja pertanyaan yang diberikan adalah seputar materi yang sedang dibahas. Guru membuat variasi soal dengan mendatar dan menurun.

Belajar sambal bermain tentu akan membuat peserta didik senang dan tentunya tidak jenuh. Orang tua cenderung mudah mengkondisikan anaknya daripada anak setiap hari mengerjakan soal secara online atau mengerjakan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Dengan demikian Pendidikan yang syarat akan Pendidikan karakter di tengah pandemic Covid dapat berjalan beriringan.*

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry