SURABAYA | duta.co – Ketahanan Pemkab Sampang menjaga agar daerahnya tidak sampai tertular covid-19 telah berakhir. Pasalnya, hari ini secara resmi terdapat satu orang warga Sampang yang diumumkan terkonfirmasi positif berdasaran hasil test Swab PCR. Dengan demikian 38 kabupaten/kota di wilayah Jatim telah berstatus zona merah (terjangkit).

Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistiando Dardak saat memimpin press konferen perkembangan sebaran covid-19 di Jatim mengatakan bahwa kasus yang terkonfirmasi positif covid-19 hari ini bertambah sebanyak 115 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 1.649 kasus di seluruh Jatim.

Sembuh Bertambah Banyak

Penambahan 115 kasus baru yang terkonfirmasi positif covid-19, kata Emil paling banyak beradal dari Kota Surabaya 57 kasus, Kab Sidoarjo 18 kasus, Kab Probolinggo 11 kasus, Kab Pasuruan 5 kasus, Kab Nganjuk 5 kasus, Kab Gresik 4 kasus, Kab Lumajang 4 kasus, Kab Jombang 3 kasus, Kab Kediri 2 kasus, Kab Lamongan 1 kasus, Kab Pasuruan 1 kasus, Kab Madiun 1 kasus, Kota Madiun 1 kasus, Kota Batu 1 kasus dan Kab Sampang 1 kasus.

“Dari tiga daerah yang memberlakukan PSBB yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gresik penambahannya sebanyak 79 kasus baru. Ini artinya, kewaspdaan dan kesiapsiagaan serta disiplinan harus terus ditingkatkan. Kabupaten Sampang hari ini sudah masuk zona merah juga kita mendoakan tetap berupaya maksimal agar penyebaran bisa diminimalisir,” ujar Emil di gedung negara Grahadi Surabaya, Selasa (12/5/2020) malam.

Dari total jumlah pasien yang terkonfimasi positif covid-19 di seluruh Jatim, lanjut Emil sebanyak 1.213 orang (73,56%) masih dirawat, lalu sebanyak 274 orang (16,62%) dinyatakan sudah sembuh dan 162 orang (9,82%) lainnya meninggal dunia.

“Kita bersyukur hari ini yang terkonversi negatif (sembuh) bertambah sebanyak 17 orang, yaitu 1 dari Tulungagung, 2 dari Lumajang, 2 dari Nganjuk, 1 dari Kab Kediri, 2 dari Jember, 1 dari Pamekasan, 1 dari Sidoarjo, 1 dari Kab Probolinggo, 1 dari Kab Blitar dan 5 dari Surabaya,” jelas mantan Bupati Trenggalek ini.

Kendati demikian, pihaknya juga berduka karena jumlah pasien yang meninggal bertambah sebanyak 7 orang yaitu 1 dari Lamongan, 1 dari Sidoarjo dan 5 dari Surabaya. “Mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” harap Wagub Jatim.

Lebih jauh Emil menjelaskan bahwa untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) bertambah 114 kasus, sehingga totalnya menjadi 4.280 kasus. “Dari jumlah tersebut sebanyak 1.919 orang masih diawasi, lalu 1.949 orang sudah tidak diawasi dan 412 orang yang meninggal dunia,” bebernya.

Sementara untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan), lanjut Emil bertambah 176 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 21.567 kasus. “Dari jumlah tersebut sebanyak 4.298 orang masih dipantau, kemudian 17.193 orang sudah tidak dipantau dan 76 orang ODP yang meninggal dunia,” katanya.

Selanjutnya untuk kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) hari ini bertambah sebanyak 182 kasus, sehingga totalnya menjadi sebanyak 12.323 kasus di seluruh Jatim.

Jumlah Pasien Terbanyak Kedua Nasional

Kendati sudah tiga hari terakhir, grafik Provinsi Jatim menempati peringkat kedua nasional dalam hal jumlah kasus yang terkonfirmasi positif covid-19. Namun ketua gugus kuratif Satgas Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi tidak terlalu khawatir.

Alasannya, kata dr Joni jika berdasarkan rasio 1 per 100 ribu jumlah penduduk prosentase Jatim masih di kisaran angka 3,55 per 100 ribu jumlah penduduk, sehingga Jatim sejatinya masih berada di urutan ke 8 besar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

“Penambahan jumlah kasus baru yang terkonfirmasi positif itu linier dengan seberapa banyak test yang dilakukan. Artinya, semakin banyak jumlah test yang dilakukan maka jumlah penambahan kasus baru juga akan bertambah banyak. Yang penting, setelah diketahui kasusnya maka tracingnya diperketat hingga penelusuran mobilitas pasien kemana saja agar bisa dilakukan upaya antisipasi dan isolasi supaya tak berkembang,” dalih dr Joni.

Ia mengakui tingkat morbiditas (kematian) kasus covid-19 di Indonesia khususnya Jatim masih cukup tinggi dibanding negara-negara lain yang lebih estabilish dimana Case Fatality Rate (CFR) di kisaran 2-3 persen. Sementara di Indonesia bisa diatas 6-8 persen.

“Tingkat kematian pasien covid-19 di Jatim yang tertinggi ada di Surabaya (94), disusul Sidoarjo (21), Lamongan (9), Kab Malang (9) dan Gresik (6), Kab Kediri (4), Lumajang (4), Bojonegoro (3), Kab Blitar (3), dan Magetan (2) serta Tuban (2),” beber dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini.

Perbedaan lain Indonesia dengan ncobidegara-negara lain, kata dr Joni adalah terkait gejala pasien positif covid-19 dimana berdasarkan genome virus SAR Cov-2 yang ada tiga, Indonesia kebanyakan genomenya tipe B.

“Gejala terbanyak hingga 52 persen yang dialami pasien covid-19 di Jatim adalah batuk dan pilek (flu), serta deman untuk kategori sedang. Ada juga yang gejalanya sakit otot, sakit kepala dan sakit perut (diare). Kemudian yang kategori berat biasanya gejalanya berupa sesak napas, lemah, menggigil, sakit tenggorokan,” ungkap dr Juni Wahyuhadi.

Seorang Satpam

Selanjutnya dari sisi usia (umur) pasien positif covid-19, kata dr Joni datanya juga menarik karena didominasi oleh orang-orang yang sudah matang yakni usia 40-49 tahun. Kemudian untuk PDP didominasi usia 50-60 tahun keatas.

“Untuk ODP dan OTG justru didominasi oleh orang-orang berusia muda dan dari jenis kelamin laki-laki. Di usia seperti itu memang mobilitasnya tinggi dan imunitasnya cukup kuat sehingga kalau terjangkit covid-19 tidak menunjukkan gejala yang berarti,” katanya.

Sementara itu ketua gugus tracing Satgas covid-19 dr Kohar Haris Santoso menambahkan bahwa satu orang asal Kab Sampang yang hari ini dideklair terkonfirmasi positif itu kasusnya sudah diketahui beberapa waktu lalu.

“Dia seorang satpam, sudah dilakukan isolasi di BBLK dan sekarang yang bersangkutan kabarnya sudah sembuh. Tapi hasil test Swabnya baru keluar dan diumumkan hari ini,” pungkas dr Kohar. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry