Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi korban banjir di Pasuruan, Minggu (5/2/2017). (Duta.co/Abdul Aziz)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi korban banjir di Pasuruan, Minggu (5/2/2017). (Duta.co/Abdul Aziz)

PASURUAN | duta.co – Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, bersama rombongan dari Kemensos melakukan peninjauan ke lokasi banjir yang berada di Dusun Balungrejo, Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Minggu (5/2/2017) sore. Kehadiran Khofifah langsung disambut oleh Muspika setempat bersama ratusan warga yang menjadi korban banjir tersebut.

Dalam pertemuan di balai dusun setempat, Khofifah yang didampingi pengurus PC Muslimat Bangil ini langsung berdialog dengan ratusan warga. Bahkan banyak warga yang mengeluarkan uneg-unegnya terkait banjir yang menimpa mereka selama sebulan tidak surut. “Panjenengan semua agar bersabar untuk menghadapi banjir ini,” pinta Khofifah, sebelum menyerahkan bantuan pada warga.

Di hadapan Mensos, warga mengeluhkan banjir yang merendam perkampungan mereka tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab tahun ini, sejak awal bulan Januari banjir sudah mengepung ratusan rumah warga dengan ketinggian air hingga 70 cm sampai saat ini. Dalam pertemuan singkat tersebut, warga berharap agar ada solusi untuk mengatasi banjir akibat luapan sungai Wrati, setelah diguyur hujan.

Meski kondisi masih banjir, namun tidak menyurutkan rombongan Kemensos untuk lakukan blusukan menuju beberapa rumah warga korban banjir, dimana di sepanjang jalur yang dilalui rombongan harus melintasi banjir setinggi 10 cm. “Untuk bencana alam dari BNPB sudah merilis 323 kabupaten dan kota se Indonesia yang potensial terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam,” ujar Khofifah.

Dijelaskannya, dari jumlah tersebut ada yang potensial longsor, banjir, dan erupsi. Dari 323 daerah itu salah satunya Kabupaten Pasuruan yang masuk potensi banjir. “Oleh karena itu warningnya sudah dari bulan November hingga Desember 2016 lalu. Bahwa bulan Januari hingga Februari akan terjadi puncak-puncaknya curah hujan,” bebernya.

Maka dari itu, imbuh Khofifah, selama Januari ini pihaknya menemukan banyak bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah akibat curah hujan tinggi yang seringkali diikuti banjir rob. Dan pada saat yang sama kemudian adanya sedimentasi serta normalisasi sungai yang belum selesai.

“Terkait banjir, pasti itu akan menjadi satu antara intensitas hujan tinggi kemudian rob dan normalisasi sungai yang harus dituntaskan,” ujar Khofifah.

Diakuinya, untuk tanggap darurat di Kabupaten Pasuruan sudah selesai. Namun ternyata banjir datang lagi. Tugas Kemensos pada maksimalisasi yakni dapur umum. Terkait terjadinya bencana, Mensos menegaskan bahwa ujung tombaknya adalah tagana di daerah. “Hari ini ada 33 ribu tagana se Indonesia. Semua siaga terutama antisipasi terhadap terjadinya banjir dan longsor,” pungkasnya. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry