SURABAYA | duta.co – Setelah PDI Perjuangan mengumumkan calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024, beberapa cawapres mulai mendekati Ganjar Pranowo. Salah satu kandidat yang getol menempel Gubernur Jawa Tengah adalah Sandiaga S Uno.

Memang beberapa Lembaga survei masih menempatkan Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil sebagai cawapres dengan elektabilitas tertinggi. Lalu siapakah yang nanti akan menjadi pendamping Ganjar untuk mau di Pilpres 2024 mendatang?

Dr.Phil. Sukri, M.Si, Dekan FISIP UNHAS menilai ketiga kandidat ini memiliki peluang yang sama untuk maju mendampingi Ganjar di Pilpres 2024. Namun Megawati Soekarno Putri mengisyaratkan, cawapres yang nanti akan mendampingi Ganjar adalah sosok religius yang dekat degan ormas keagamaan terbesar di Indonesia. 

Saat ini Nahdlatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia, dekat dengan Megawati dan dekat dengan lingkat kekuasaan. 

“PDI Perjuangan menginginkan capres dan cawapres yang nanti diusung dapat merepresentasikan nasional religius. Sehingga kecenderungan cawapres yang nanti akan mendampingi Ganjar merupakan orang yang dekat atau yang dapat merepresentasikan NU. Dari beberapa kandidat potensial yang saat ini sudah muncul serta memiliki kedekatan dan bisa merepresentasikan NU adalah Erick Thohir. Selain saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN, saat Erick Thohir manjadi pengurus Banser. Sehingga Erick dapat bisa merepresentasikan NU,” ungkap Sukri.

Langkah Sandiaga Uno pindah dari Partai Gerindra ke PPP dinilai Sukri merupakan suatu manuver agar ia bisa mendapatkan legitimasi sebagai sosok yang dekat dengan NU. 

Lanjut Sukri, sejatinya untuk bisa mendapat legitimasi NU, Sandiaga tak perlu hengkang dari Partai Gerindra. Sebagai politikus muda, Sukri melihat Sandiaga pintar melihat kesempatan peluang dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin untuk mempermudah jalannya untuk maju sebagai cawapres.

“Jika masih berada di Partai Gerindra, kesempatan Sandiaga menjadi cawapres terbatas. Sebab untuk dapat diusung sebagai cawapres Sandiaga harus mendapatkan persetujuan dari Prabowo. Saat ini besar kemungkinan anggota partai koalisi akan mengajukan kandidat cawapres. Peluang ini yang benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Sandiaga. Sehingga langkah Sandiaga pindah partai bisa ditafsirkan sebagai langkah pragmatis dan oportunis,” ucap Sukri.

Lalu siapa sosok yang berpeluang besar mendampingi Ganjar? Jika dibandingkan dengan Sandiaga, Sukri melihat Erick berpeluang sangat besar untuk dapat mendampingi Ganjar. Jika nantinya PDI Perjuangan ingin membangun koalisi, maka partai pengusung akan mengajukan kandidat cawapres. Jika partai pengusung mengalami kebuntuan, Sukri menilai sosok Erick berpeluang besar dipinang oleh partai koalisi yang nanti menjadi mitra koalisi PDI Perjuangan.

Ini dikarenakan Erick merupakan sosok yang netral, tidak pragmatis, tidak oportunis dan tidak pernah mengusung politik identitas. Ditambah lagi Erick juga merupakan figur cawapres yang berasa dari luar Jawa yang berpotensi mampu meningkatkan perolehan suara Ganjar.

“Sebagai anggota Banser dan menduduki jabatan sebagai Menteri BUMN, figur Erick bisa dianggap sebagai sosok yang merepresentasikan nasional religius. Dan karakter seperti ini yang sesuai dengan keinginan PDI Perjuangan. Nasional religius tidak hanya pada kerangka partai politik atau berasal dari anggota parpol tertentu. Tetapi lebih dari itu yaitu mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sejauh ini Erick sudah banyak membuktikan sebagai sosok nasional dan religius. Sehingga peluang Erick untuk mendampingi Ganjar dan memenangkan kontestasi pilpres 2024 mendatang sangat besar,” pungkas Sukri. mam