Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co  – Maraknya pelecehan seksual di kalangan kampus membuat Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bersikap tegas. Untag Surabaya membentuk panitia dan tim pokja pelecehan seksual.

Hal itu untuk menjawab Permendikbud nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.

Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho mengatakan di Untag Surabaya sendiri pernah ada laporan pelecehan seksual. Setelah ditelisik ternyata merupakan surat kaleng biasa.

“Tapi kalau ada betul kami akan melakukan tindakan tegas. Demikian juga kami ada tim etik yang unsur anggotanya dari mahasiswa ada unsur dosen ada tendiknya juga. Ada semua yang mewakili fakultas,” ujarnya, Selasa (25/1/2022).

Ia melanjutkan akan ada sanksi-sanksi tegas setelah dilakukan verifikasi oleh tim pokja dan tim etik.
Antisipasi lain, sebut Prof Nug sapaan akrabnya yakni melarang dosen melakukan bimbingan tugas akhir baik yang D3 hingga S3 di luar kampus.

Sebab, kampus sendiri telah melengkapi berbagai fasilitas bimbingan di kampus untuk meminimalisir adanya pelecehan. “Karena bisa terjadi pelecehan itu dilakukan di luar,” sambungnya.

Sementara itu, Dosen Psikologi Pendidikan Untag Surabaya, Karoline Rista menuturkan setiap kejadian yang tidak menyenangkan salah satunya terkait pelecehan seksual akan membawa dampak psikologis terhadap seseorang. Apalagi level psikologis setiap orang berbeda-beda.

“Pada level manusia atau korban mungkin dia akan beraksi seakan-akan biasa saja, tetapi pada korban tertentu kondisi psikologisnya lebih rentan mereka bisa sampai level depresi. Yang harus menjadi perhatian adalah support system,” terangnya.

Olin sapaan akrabnya mencontohkan jika korban berani bersuara, keluarg menjadi support system pertama yang baik agar korban lebih berani bersuara dan semua tindakan kekerasan dihrapkan bisa hilang. Bukan justru menambahi stres atau beban korban.

“Yang bisa kita lakukan berhenti menghakimi, kalimat yang menyepelekan contoh move on dong jangan itu lagi itu lagi yang kamu bahas. Ketika membahas itu artinya masih membekas. Kekerasan seksual bukan hal mudah untuk disampaikan. Itu ada yang namanya privasi. Kalau dia bersuara artinya dia mempercayai anda untuk menjadi tempat dia mencari solusi. Mari hadapi tanggapi korban dengan cara yang bijak,” jabarnya.

Olin juga menyebut jika Untag Surabaya telah menyiapkan conseling center untuk melayani para mahasiswa yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Utamanya terkait pelecehan seksul.

“Sampai sejauh ini ketika mereka punya masalah dalam pacaran bisa mengakses layanan ini secara gratis. Harapan kami demikian ketika masalah itu kecil tetapi dia tak mampu menghadapinya mari bersuara. Ini yang kami lakukan terus menerus,” ungkapnya.

Selain itu, kampus juga membentuk tim khusus sebelum ada kasus pelecehan seksual. Salah satunya dengan career center yang didirikan sejak 2014 dan siap buat pendampingan mahasiswa. ril/end