Gus A'am saat diwawancarai wartawan. (FT/HERU)

SITUBONDO | duta.co – Belajar dari Pilpres 2019 dan Pilkada di sejumlah daerah, maka, NU harus secepatnya instrospeksi diri. Jamiyah ini jangan sampai larut dalam dukung mendukung. NU harus fokus pada masalah keummatan.

“Politik NU itu kebangsaan, politik moral. Bukan politik dukung mendukung, meraih jabatan,” demikian disampaikan Cucu Mbah Wahab, H Agus Sholachul A’am (Gus A’am) Bendahara Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26-NU) yang tengah menggelar silaturrahim perdana antara dzurriyah muassis NU, habaib dan para kiai NU di PP Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo kepada wartawan, Kamis (21/11/2019).

Menurut Gus A’am, acara silaturrahim ulama NU ini, merupakan acara perdana yang digelar KK-26-NU. Setelah ini (Jawa Timur), acara yang sama akan digelar di Jawa Tengah, Jawa Barat, lalu DKI Jakarta.

“Ini harus menjadi media introspeksi bersama, warga NU, terlebih pengurusnya,” jelas Gus A’am dengan nada serius.

Masih menurut Gus A’am, banyak hal yang harus jadi bahan koreksi bersama. Pertama masuknya virus politik uang di NU. Ini harus segera disudahi. Kedua, masuknya virus liberal. Ketiga adanya indikasi pembelokan Aswaja. “Ini menjadi konsen para kiai,” tegasnya.

Tampak hadir dalam acara ini, KH Afif Afifuddin Muhajir, Rais Syuriyah PBNU notabene Wakil Pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy (Pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo), Prof Dr H Ahmad Zahro, MA yang didapuk sebagai moderator acara.

Tampak KH Afif Afifuddin Muhajir (kanan) sebelum acara dimulai. (FT/HERU)

Dalam silaturrahim kali ini, tampil sebagai pembicara adalah KHR Ahmad Azaim Ibrahimy (Gus Azaim), DR KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Ustadz Hilmi ash-Shiddiqi, KH Afif Afifuddin Muhajir dan Prof Dr Rohmat Wahab. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry