Tasyakuran dan Istighosah di Ponpes Temulus Mantingan Ngawi, penanda pisah pamit masa khidmah Ketua PCNU Ngawi KH. Ulinnuha Rozy, periode 2018-2023. (mifta/duta.co)

NGAWI | duta.co – Surat pengajuan konfercab PCNU Ngawi digantung PBNU hingga akhir masa jabatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ngawi pada, Minggu, (23/7/2023), berbuah petisi seluruh pengurus dan penggerak NU daerah setempat.

Pernyataan sikap (Petisi) Pengurus dan Penggerak NU se-Kabupaten Ngawi tersebut berisi 6 butir pesan ditanda tangani oleh ratusan Kiai PCNU, MWC dan Ranting Nu Ngawi usai melaksanakan tasyakuran dan istighosah di Pondok Pesantren Temulus Mantingan. Kecuali, MWC dan Ranting Ngawi yang tidak hadir.

Isi daripada petisi itu diantaranya, menerima dengan baik laporan pertanggungjawaban Ketua PCNU Ngawi periode 2018-2023, serta meminta agar KH. Ahmad Ulinnuha Rozy tetap berada dalam jajaran kepengurusan PCNU Ngawi.

Selain itu, mempertanyakan sikap PBNU yang tidak respon permohonan maupun penolakan izin melaksanakan konfercab PCNU Ngawi ke 10, sebagai amanat terakhir masa khidmah dalam organisasi NU berdasarkan AD/ART (Perkum) NU, berakibat keresahan pengurus sampai tingkat bawah.

Puncaknya, pengurus PCNU Ngawi, melayangkan surat pernyataan sikap penolakan perpanjangan masa kepengurusan ke PBNU pada 5 Juli 2023, sebagai bentuk ketegasan atas dua surat permohonan Konfercab yang tidak direspon PWNU Jatim tertanggal (17/3/2023) dan kepada PBNU tanggal (16/4/2023).

“Surat penolakan perpanjangan masa khidmah itu sebagai bentuk ketaatan kami tehadap aturan Ormas NU sesuai AD/ART (Perkum) NU, sehingga kami serahkan kembali kepengurusan NU Ngawi kepada PBNU dan MWC serta Ranting yang memberi mandat,” jelas KH. Ahmas Ulinnuha Rozy.

Pengasuh Pondok Pesatren (Ponpes) Temulus Mantingan Ngawi, Alumni Ponpes Sarang Rembang Jateng itu mengatakan, beberapa kali surat permohon Konfercab PCNU Ngawi dipertanyakan, secara surat fisik, juga melalui digital, dan tidak ada jawaban dari PBNU maupun PWNU Jatim.

“Kami menggelar istighosah dan tasyakuran ini karena terpaksa tidak bisa menggelar konfercab sebagai amanah terakhir masa khidmah kami sesuai konstitusi organisasi,” kata Kiai Ulin yang mengklaim sudah menjadi kesepakatan bersama para Kyai untuk menggelar istighosah.

Selain itu, PCNU Ngawi merupakan mandataris MWC dan Ranting maka, melalui tasyakuran sekaligus memberi laporan pertanggungjawaban kepada pemberi mandat yaitu MWC dan Ranting. Selanjutnya kepengurusan sepenuhnya diserahkan pada PBNU dan MWC/Ranting pemberi mandat untuk kepegurusan berikutnya.

Pernyataan penolakan perpanjangan masa khidmah pengurus PCNU Ngawi, berbuah surat undangan dari PWNU Jatim melalui media digital (Android), ke seluruh pengurus PCNU dan MWC (Rois, Katib, Ketua, dan Sekretaris) se-Mataraman, di Madiun, namun tidak dihadiri PCNU Ngawi, Kamis, (13/7/2023)

Melalui video yang tersebar dilapisan warga Nadliyin Ngawi, penyampaian Sekjen PBNU, Syaifulah Yusuf (Gus Ipul) terkesan menyindir PCNU Ngawi. Gus Ipul mengatakan, yang ingin menjadi pengurus NU ribuan orang, jika ingin mundur dari kepengurusan NU, ribuan orang akan mengantri untuk menggantikannya.

“Jadi gak usah kakean gaya (tidak usah banyak pamer) kalau mundur dari kepengurusan NU, ribuan orang ingin menggantikannya. Kalau saya mundur dari Sekjen NU, yang ingin menjadi Sekjen itu puluhan ribu,” ujar Gus Ipul dalam video tersebut.

“Jangan-jangan bikin suratnya tanpa musyawarah, hanya beberapa orang disuruh tanda tangan,” ucap Gus Ipul terkesan emosional dalam video berdurasi menit tersebut.mif

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry