PERMINTAAN : Ketua Komisi IV DPRD Tuban, Hj. Tri Astuti, SH bersama anggota komisi menyampaikan delapan permintaan kepada Pertamina. (duta.co/syaiful adam)

TUBAN | duta.co  – Dihadapan pejabat Pertamina, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban sampaikan aspirasi dan delapan permohonan terkait pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR)Tuban.

Dalam kunjungan kerjanya ke PT Pertamina (Persero) di Jakarta. Jum’at (10/1/2020) komisi yang membidangi membidangi pendidikan, Keagamaan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, itu menyampaikan sejumlah apresiasi baik pro dan kontra dalam menyambut pembangunan kilang minyak terbesar di Asia ini.

“Kami telah menyampaikan kepada pihak Pertamina, banyak hal yang sudah kami bicarakan, termasuk mengingatkan kembali bahwa mega project ini memerlukan high skill dan membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja, sebisa mungkin bagaimana caranya memanfaatkan tenaga local. Dan lamanya waktu project pembangunan kilang minyak ini yang ditargetkan kurang lebih lima tahun pengerjaan,” ungkap Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tuban saat dikonfirmasi duta.

Lebih lanjut perempuan yang juga Ketua DPC Gerindra menyampaikan pembangunan Kilang Grass Root Refinery (GRR) dari Pertamina dan Rosneff memerlukan luas lahan 900 hektar dan menyerap sekitar 20 ribu tenaga kerja.

Pembangunan kilang minyak dengan investasi kurang lebih sebesar 16 milyar dolar atau sekitar Rp 199,3 Triliun itu dibangun di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban direncanakan berproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) berkualitas Euro V dengan kapasitas producksi 300 ribu per-barrel perhari.

Politisi asal Kecamatan Plumpang, Tuban ini juga menyampaikan delapan permintaan kepada Pertamina. Astuti mengatakan pertama pihaknya meminta Pertamina mendirikan sekolah dengan kurikulum dan pelatihan skill sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan industry di Tuban.

Kedua dengan adanya industry bertaraf internasional di Tuban diharapkan segera dibangun sebuah Rumah Sakit yang nantinya sebagai rujukan bagi warga kurang mampu. Ketiga segera dibayarkan kepada pemilik lahan yang telah diukur dan dihitung nilainya oleh tim apresial.

Keempat, program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berupa pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam meningkatkan perekonomian warga bukan hanya di berikan pada masyarakat sekitar perusahaan namun kepada seluruh warga Tuban tersebar di 20 kecamatan.

Kelima, kearifan lokal di Tuban harus dilestarikan dan di budayakan. Keenam, untuk menjaga kelestarian lingkungan lahan hijau agar diperhatikan. Ketujuh, pemberian bea siswa secara berjenjang sampai dengan perguruan tinggi. Kedelapan, kesejahteraan yang berkelanjutan untuk masyarakat sekitar perusahaan terutama petani dan nelayan.

Selain menyampaikan aspirasi dan delapan permintaan kepada Pertamina, Astuti juga berharap agar masyarakat Tuban terutama kaum milenial Bumi Wali untuk segera meningkatkan kualitas SDM untuk menyambut adanya kilang dan era industry.

“Kami berharap dan meminta kepada putra-putri yang ada di Tuban terus mengasa dan meningkatkan kualitas SDM unggul yang nantinya mampu bersaing dan siap menghadapi pesatnya industrialisasi di Tuban,” pinta Astuti.

Dalam pertemuan tersebut komisi IV DPRD Tuban, Pertamina diwakil oleh Arya Dwi Paramitha selaku PV CSR dan Smap Alex. (sad)