SIDOARJO | duta co – Tragedi yang menewaskan seorang ayah dan anak yang tenggelam berhasil ditemukan.

Institusi pemerintah terkait (Tim SAR) telah berhasil menemukan Airlangga (2,5), dan ayahnya Nanda Freda Eryansyah (27) korban jenazah bapak dan anak yang tenggelam di sungai, pada hari 2 (kedua), hari Jumat tanggal 19 April 2024 sekitar pukul 08.00 wib hingga pukul 17.00 wib.

Padal AKP Isbahar Baumona (Kanit Reskrim Polsek Taman) bersama Waka Polsek Taman AKP Samat SH, Piket Reskrim dan piket patroli Polsek Taman bersama dengan Team SAR dari Basarnas Surabaya, Polairud Polda Jatim, BPBD Mojokerto, BPBD Sidoarjo & BPBD Gresik telah melakukan pencarian & penulusuran terhadap kedua orang yang tenggelam, yaitu yang tenggelam di sungai Kalimas Surabaya Desa Pertapan Maduretno Kecamatan Taman Kab Sidoarjo.

Dari hasil pencarian dan penulusuran di TKP sekitar pkl 14.30 wib berhasil ditemukan sepeda motor Honda Beat warna hitam Nopol : W – 5880 – FL,dimana sepeda motor tersebut diangkat dengan cara ditarik dengan menggunakan tali yang diikatkan pada jangkar, selanjutnya BB sepeda motor dapat diangkat dibawah dan diamankan ke Polsek Taman guna proses hukum lebih lanjut.

Kapolsek Taman Kompol Anggono Jaya SH, M,MT membenarkan adanya penemuan jenazah korban yang tenggelam di Sungai Kalimas Desa Pertapan Maduretno, kini kedua korban sudah berada di RS Pusdik Porong guna dilakukan otopsi lebih lanjut, dan bagi keluarga yang ditinggalkan harap tabah dan bersabar.

“Dengan ditemukannya jenazah korban telah berakhir sudah pencarian kami bersama tim ops gabungan air, bagi masyarakat yang bermain dekat sungai atau akan melintas ke sungai hendaklah,”ujar Kompol Anggono.

Usai ditemukan, jenazah tersebut sudah kembali ke rumah duka, dengan dua sesi pemakaman, yang satu di desa area Tarik, dan yang satu dirumah duka si korban sendiri,”ungkapnya.

Mungkinkah Bangun Jembatan

Tidak sedikit perahu tambangan yang berjajar dari  Kecamatan Taman sampai Kecamatan Krian. Tambangan-tambangan itu menjadi jalan andalan bagi warga Sidoarjo dan Gresik untuk bisa lebih cepar menembus batas.

“Kalau harus putar, sangat makan waktu dan besin. Kalau lewat tambangan cukup seribu atau dua ribu sudah bisa melangkah,” demikian salah seorang warga.

Manfaat lain, perahu tambangan itu menjadi tumpuhan pencari nafkah. Kalau sampai diganti dengan jembatan, bagaimana nasib mereka. “Jumlahnya bisa ratusan orang bekerja di perahu tersebut,” jelasnya.

Tetapi, mencermati insiden atau musibah yang sering merenggut nyawa, tidak ada salahnya pemerintah turun tangan, membangun jembatan. “Mencermati banyak korban, warga mungkin lebih senang kalau ada jembaran permanen. Pemerintah harus turun untuk tuntaskan masalah ini,” pungkasnya.(loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry