SITUBONDO | duta.co – Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo bersama istri Iriana Joko Widodo menghadiri Haul Majemuk Masyayikh dan Keluarga Besar Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Dusun Sukorejo,  Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.

Kehadiran Presiden Jokowi yang didampingi sejumlah menteri dan pejabat  Pemprov Jawa Timur ini, juga menandatangani prasasti perubahan status  IAII menjadi Universitas, Sabtu (03/02/2018).

Sebelum menandatangani prasasti perubahan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) menjadi Universitas Ibrahimy Sukorejo. Presiden Jokowi membacakan pidato kenegaraannya di hadapan puluhan ribu santri-santriwati, alumni, para kiai dan ibu nyai.

Dalam pidatonya, presiden mengatakan, almarhum KHR As’ad Syamsul Arifin adalah Pahlawan Nasional, perjuangan beliau dalam bidang pendidikan agama Islam, perang melawan penjajah sangat gigih dan pantang menyerah. “Wajar apabila saya (presiden) memberi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2016 kepada almarhum KHR As’ad Syamsul Arifin,” kata Presiden RI ke 7 diamiin puluhan ribu santri tersebut.

Bukan hanya itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa, kedatangannya ke ponpes tersebut,  ingin mengetahui langsung keberadaan ponpes yang pernah diasuh mendiang KHR As’ad. “Alhamdulillah saya saat ini bisa mensaksikan langasung dan bertatap muka dengan santri-santri yang menimba ilmu di Ponpes Salafiyah Safi’iyah Sukorejo,” ujarnya.

Lebih lanjut, dalam pidatonya Jokowi menjelaskan, tentang negara lain yang mengagumi Bangsa Indonesia. “Negara lain mengagumi Indonesia, karena Indonesia bangsa yang sangat beragam dan bangsa yang sangat majemuk serta bangsa yang banyak umat Islamnya, namun tetap damai serta rahmatan lil alamin. Kita berbeda beda, tapi kita sama,” paparnya.

Dia juga menjelaskan tentang kehebatan para kiai yang ada di nusantara ini, termasuk para kiai di Kabupaten Situbondo. “Dengan kekompakan para kiai dan ulama di nusantara, Indonesia damai, aman dan nyaman,” tuturnya.

Presiden juga menceritakan tentang kunjungan kenegaraannya di Afganistan dalam membangun ukuwah islamiyah. “Saat saya berkunjung ke Afghanistan banyak orang mengatakan, apakah Pak Jokowi tidak takut berkunjung ke negara tersebut, sebenar saya takut. Tapi, karena menyangkut membangun ukuwah islamiyah, maka rasa takut itu hilang,” paparnya.

Usai pidato, presiden didampingi pengasuh ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sokorejo, KHR  Ach. Azaim Ibrahimy menandatangani prasasti perubahan IAII menjadi Universitas Ibrahimy. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry