SURABAYA | duta.co – Rabu (1/2/23) sekitar 55 siswa-siswi SMP Darunniyah, Mojokerto, Jawa Timur sambangi Museum NU di kawasan Menanggal, Gayungsari Timur 35, Surabaya. Bersama 10 guru, mereka menjelajah sejumnlah barang kuno yang ada di Museum NU, termasuk sejumlah foto atau lukisan para kiai sepuh.

“Hampir seluruh siswa-siswi yang datang ke Museum NU ingin mengetahui lebih dalam sejarah berdirinya organisasi ini. Sebagai warga nahdliyin, mereka memang harus paham soal substansi berdirinya NU. Sebab, rata-rata belum paham, karena memang sangat menim sejarah yang merekam perjuangan kiai-kiai NU, terutama terkait berdirinya Negara Kesatuan Repoublik Indonesia (NKRI),” demikian Lilik Sujiyansyah , petugas di Museum NU kepada duta.co usai mendampingi tamu dari Darunniyah, Rabu (1/2/23).

Lilik menjelaskan, bahwa, NU dan NKRI itu tidak mungkin dipisahkan. Sejarah ini mestinya harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Dengan begitu, nasionalisme mereka menjadi 24 karat.

“Sejarah Komite Hijaz dan Resolusi Jihad harus menjadi mata pelajaran dasar, bahwa, NU itu sangat konsisten mengawal paham Islam Ahlussunnah wal-jamaah. Kedua, NU menghukumi wajib bagi seluruh umat islam untuk merebut, kemudian menjaga kemerdekaan Republik Indonesia ini,” tegasnya.

Sejumlah guru dari YPI Darunniyah yang didirikan KH ABDUL AZIZ (Abah Munir), pun mengaku berterima kasih menyaksikan kegigihan anak didiknya mendalami Aswaja atau ke-NU-an. Ke depan, penetrasi paham Aswaja sekaligus membangun nasionalisme untuk negeri ini, adalah penting. “Kita akan tindaklanjuti kebih dalam,” demikian salah seorang guru. (mnu)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry