TANAM PADI : Petani sedang menyebar pupuk diatas tanaman padi. (duta.co/dok)

NGAWI | duta.co – Masyarakat petani di Desa Tungkulrejo dan Pangkur Kecamatan Padas dan Pangkur, berkeluh kesah atas pengurangan jatah pupuk bersubsidi hingga 40 persen, dari total pengajuan kelompok tani sesuai RDKK ( rancana definitif kebutuhan kelompok)

Akibatnya petani harus mengeluarkan biaya tambahan dua kali lipat lebih mahal, agar kebutuhan pupuk untuk luasan area produtif dapat tercukupi.

Publik menilai, hal ini juga dikarenakan lemahnya system pengawasan dari dinas terkait. Sehingga situasi seperti ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menjual pupuk dengan harga dua kali lipat lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET).

Merasa tercekik, beberapa petani dari desa pangkur dan tungkulrejo mengatakan, bila kekurangan pupuk bisa membeli kepada pengepulnya yakni, Jami dan Kasan suami istri warga dusun balongcapang desa pangkur, namun harganya sangat mahal.

” Biasanya kalau kita kekurangan pupuk, belinya ditoko bu jami atau pak kasan tapi harganya lebih mahal, padahal ada tulisannya pupuk subsidi pemerintah. Kalau phonska 190-200 ribu per saknya 50 kg, kalau urea daun 150-170 ribu per saknya 50 kg,” kata beberapa petani yang enggan disebut namanya. Rabu, (8/4)

Hal tersebut, secara singkat dan berbelit-belit disangkal oleh Jami dan Kasan, suami istri yang menjadi perhatian publik terkait jual beli pupuk bersubsidi kepada petani dengan harga lebih mahal.

” Saya tidak menjual pupuk, omongan orang-orang itu tidak benar. Pupuk itu untuk kebutuhan sawah kita sendiri yang ada dibeberapa desa, semuanya ada 7 bahu (sekitar 5 hektar),” ucap Jami singkat, didampingi Kasan sang suami dikediamannya. Rabu, (8/4)

Ketua kelompok Tani Raharjo Dusun Balongcapang Desa Pangkur Kecamatan Pangkur, Rembang menjelaskan tentang kebutuhan pupuk kelompoknya saat ini hanya mendapat jatah 365 kg per hektarnya, padahal untuk musim tanam sebelumnya mendapat jatah 600 kg per hektarnya.

” Pada musim tanam sebelumnya, petani mendapat jatah pupuk bersubsidi 600 kg per hektarnya. Saat ini turun 40 persen menjadi 365 kg untuk per hektarnya,” kata Rembang kepada duta. Rabu, (8/4).

Namun bila terkait dengan anggota kelompoknya sekaligus sebagai tetangga sekitar rumahnya tersebut (Jami dan Kasan) yang menjual pupuk diatas HET, ia enggan mencampuri urusan orang lain.

” Saya tidak mau tau urusan terkait tetangga saya itu, karena tidak ada sangkutannya dengan kelompok tani raharjo. Dibilang kalau saya tidak tahu, ya tau tapi saya tidak mau mencampuri urusan itu,” tutup Rembang. Mif

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry