MASIH SEHAT: Potret kehidupan orang desa yang banyak menggunakan aktivitas fisiknya membuat badan sehat dan bugar juga mencegah terjadinyanyeri sendi. (duta.co/DOK)

SURABAYA|duta.co – Banyaknya fasilitas modern saat ini membuat banyak orang tidak menggunakan aktivitas fisiknya untuk kegiatan sehari-hari. Padahal kegiatan fisik seperti berjalan, mengangkat dan sejenisnya sangat bermanfaat bagi tubuh.

Kita lihat banyak orang desa masih kuat dan sehat meski sudah umur lanjut, salah satu sebabnya karena aktivitas fisik mereka jauh lebih besar dibanding orang kota. Dimana kemana-mana menggunakan mobil sehingga tidak menggunakan kegiatan fisik. Padahal itu justru tidak bagis dan menyebabkan snyeri sendi.

Bebebrapa orang yang menjalani sedentary lifestyle atau kurang aktivitas fisik tak cuma memicu penyakit kardiovaskular. Anda pun gampang menderita nyeri sendi yang tak boleh diabaikan. Saat ini, menurut Spesialis Kedokteran Olahraga dr Ade Tobing, SpKO, tak seidkit orang menjalani sedentary lifestyle. Banyak akibat gangguan kesehatan yang dihadapinya sepanjang hidupnya.

“Yang dimaksud sedentray lifestyle yaitu orang kurang gerak, cuma suka menonton tv, di tempat kerja jarang stretching, postur tubuh suka bongkok, kegemukan dan jarang olahraga,” tuturnya.

Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi penyakit sendi berdasar diagnosis dan gejala yakni sekira 24,7 persen. Ada tiga kota yang memiliki jumlah penderita yang banyak, antara lain NTT, Jawa Barat dan Bali.

Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan, seorang wanita rawan mengalami nyeri sendi, dengan kisaran usia 47-58 tahun. Belum lagi di masa menopause, wanita juga rentan mengalami osteoporosis akibat kurang gerak. Sejak dini, tambah dr Ade, nyeri sendi dapat dicegah. Cukup lakukan stretching setiap hari di sela-sela beraktivitas.

“Gak ada alasan orang untuk tidak melakukan stretching. Ini merupakan cara sederhana untuk mencegah penyakit sendi. Malah gak bayar lagi!,” tegasnya. (imm)