Oleh: Bahroin Budiya SPdI MPdI*

Di Indonesia maupun di negara-negara lain pasti memiliki ciri khas budaya yang sudah melekat dan mendarahdaging dan tidak bisa dipisahkan antara khas budaya dengan masing-masing daerah atau negara tertentu. Akhir-akhir ini mulai ada oknum yang berusaha menggesekkan dan membenturkan budaya dengan agama, membenturkan makanan asli khas jawa dengan makanan asli khas timur tengah, membenturkan klepon dengan kurma. Pemaknaan kata islami muncul seketika yang lebih ditonjolkan pada budaya yang berasal dari arab, sementara yang bukan berasal dari daerah arab tidak dikatakan islami.

Makanan klepon merupakan makanan khas jawa Indonesia yang sudah dinikmati para leluhur kita hingga saat ini, dan tidak mungkin kita menghindari dan menyingkir dari makanan ciri khas budaya yang sudah terus-menerus diprokdusikan. Hal tersebut dengan sengaja dikaitkan dengan sesuatu yang berbau islami, seakan-akan makanan yang sudah dilestarikan oleh masyarakat di tanah jawa ini menyimpang dari syariat agama. Tentu statement ini tidak benar. Kadar islami atau bukan tidak diukur dari mana budaya itu berasal, karena kita tahu Tuhan menciptakan kita dan seluruh jagat raya alam ini dengan keberagaman dan keunikkan tersendiri bukan keseragaman atau wajib disamakan dalam hal wujud dan bentuk. Kadar islami atau bukan, itu dinilai dari kebermanfaatan makanan yang dikonsumsi, bisa juga dinilai dari komposisi bahan makanan yang sudah diproduksi dan meskipun berlabel halal tapi cara memperolehnya dengan mencurinya atau dengan menipu dan semacamnya, meskipun makanan khas timur tengah seperti kurma jika ada siapapun yang memperolehnya dengan jalan yang agama melarangnya, maka kurma tersebut tidak islami dalam hal mendapatkannya, meskipun secara esensinya kurma itu halal bahkan sudah diabadikan di dalam kitab Al-Quran.

Kita lahir di daerah manapun selayaknya tetap melestarikan hasil budaya yang sudah lama tumbuh. Betapa hebatnya orang dahulu meskipun mereka tidak memiliki gelar akademik atau jika kita bandingkan dalam hal keilmuan pasti jauh dengan masyarakat modern saat ini, mereka sesungguhnya penemu, pelopor sedangkan kita perintisnya. Di dunia ini sebenarnya setiap kali yang akan orang melakukan sesuatu atau menciptakan sesuatu tidak lepas melalui imatasi  dari sesuatu atau penemuan sebelumnya, seorang ilmuan modernpun tentu saja merujuk pada ilmuan klasik yang kemudian disempurnakan dan dikembangkannya dengan media yang sudah sangat canggih.

Betapa luar biasanya orang dahulu dalam mencoba dan melakukan rekayasa penemuan-penemuannya dengan hasil yang disukai dan dinikmati oleh banyak orang. Begitu juga makanan klepon tersebut begitu digemari oleh masyarakat tanah jawa, sangat perlu sekali kita berterimakasih kepada para leluhur kita sang pencipta makanan klepon dan sejatinya merekalah ilmuan klasik yang jauh ada sebelum kita lahir di dunia ini. Tidak selayaknya kita membuat statemen makanan tersebut bukan merupakan makanan yang islami yang statemen begitu dapat berdampak negatif meracuni masyarakat muda milenial untuk meninggalkan budaya yang sudah dipupuk lama ini.

Pemaknaan islami sesungguhnya tidak perlu ditampakkan pada makanan khas jawa ini. Maka yang perlu kita lakukan adalah membuang jauh-jauh statemen tersebut, mari kita tetap pertahankan makanan asli khas jawa ini,. Bahwa makanan klepon atau makanan-makanan khas lain di indonesia atau bahkan di negara-negara lain meskipun diprodusi oleh masyarakat non arab hakikatnya makanan tersebut halal dan islami menurut masing-masing daerah untuk dikonsumsi asalkan memenuhi standar halal.

*Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry