JEMBATAN KAYU : Kepala Dusun/Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo Kusnali menujukkan lokasi jembatan yang terbuat dari bambu di tengah area tambak yang harus diganti dengan bangunan jembatan permanen (duta.co/yudi irawan)

SIDOARJO  | duta.co – Warga Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, mendesak Pemkab Sidoarjo mengucurkan bantuan pembangunan jembatan antar desa. Ini menyusul, jembatan penghubung antar desa itu masih terbuat dari bambu.

Padahal, jembatan berukuran 3 x 4 meter itu sebagai akses jalur utama penghubung tiga desa. Yakni Desa Kedungpandan, Semambung, dan Desa Kupang yang berada di area tambak. Apalagi, pihak desa sudah mengajukan permohonan bantuan pembangunan jembatan hingga kini belum terealisasi.

“Kami warga Kedungpandan sangat membutuhkan pembangunan jembatan permanen. Karena jembatan ini akses utama jalur perekonomian baik mengangkut hasil pertanian maupun hasil panen tambak,” terang Pelaksana Harian (Plh) Kepala Desa Kedungpandan Abdul Manap melalui Kepala Dusun (Kasun) Kedungpandan, Kusnali  (10/03/2020).

Lebih jauh, Kusnali menceritakan saat ini jembatan penghubung antar desa ini masih terbuat dari potongan bambu yang mudah patah. Padahal, jembatan ini menjadi penghubung utama aktifitas sehari-hari warga. Bahkan jalannya masih berupa tanah.

“Akibatnya warga dan petani sawah muapun tambak kesulitan melintasinya,” imbuhnya.

Kusnali memaparkan jika jembatan itu dibangun menggunakan APBdes tidak bakal mencukupi. Alasannya, lantaran membutuhkan anggaran mencapai ratusan juta rupiah.

“Kalau anggarannya mencapai ratusan juta tidak mungkin Pemerintah Desa membangunnya,” tegasnya.

Kusnali menjelaskan berdasarkan catatannya sejumlah bangunan belum tersentuh bantuan pembangunan. Diantaranya Plensengan Gelondoro sepanjang 500 meter di dua sisi dengan total 1.000 meter, Paving Gelondoro sepanjang 500 meter, Plengsengan Sungai 1.500 meter di dua sisi totalnya 3.000 meter di lingkungan RT 11 RW 04.

“Sedangkan Penerangan Jalan Umum (PJU) juga butuh sebanyak 60 titik. Kalau direalisasikan akan dibagi untuk RW 02 sampai RW 04. Sementara pembuatan jembatan di Kali Gendeng RT 13 RW 05 serta pavingisasi dengan lebar 2, 5 meter juga dibutuhkan,” ungkapnya.

Bagi Kusnali sejumlah rencana pembangunan itu diperkirakan bakal menelan anggaran besar. Menurutnya pihak Pemerintah Desa tidak mampu membangunnya. Alasannya APBDes masih minim. Padahal, sejumlah titik itu, akses utama untuk meningkatkan perekonomian warga.

“Apalagi sebagian besar warga, sehari-hari berpenghasilan dari buruh tani (cocok tanam) dan buruh tambak. Saat musim hujan seperti saat ini, jalan masih berupa tanah tidak bisa dilewati. Petani tambak dan sawah kesulitan membawa hasil panen,” urainya.

Sementara soal upaya pemerintah desa, kata Kusnali Pemerintah Desa Kedungpandan sudah berupaya serta berusaha mencari berbagai terobosan melalui proposal pengajuan bantuan. Selain itu melalui Musrenbangdes, dinas terkait di Pemkab Sidoarjo. Akan tetapi, sampai sekarang tidak ada realiasasinya.

“Kami berharap bantuan segera direalisasikan agar warga dapat merasakan pemerataan pembangunan. Karena letak Desa Kedungpandan paling timur di wilayah Sidoarjo berbatasan langsung dengan Pasuruan, pungkasnya. (yud )

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry