DISKRIMINASI: Muslimah AS tak pernah gentar hadapi diskriminasi Presiden Donald Trump. (FT/DailyMail)

HONOLULU|duta.co – Sikap AntiIslam Presiden AS,  Donald Trump harus dilawan. Umat Islam tidak boleh kecil hati, apalagi jumlah pengikut dan pemeluk Islam di AS semakin hari semakin bertambah. Ini membuka mata dunia, bahwa, ajaran Islam itu damai, indah dan santun, tidak seperti Trump yang arogan.

Lebih dari 5.000 penduduk Hawai atau kurang dari satu persen penduduk negara bagian Amerika Serikat (AS) itu beragama Islam. Mereka pun menjadi salah satu penentang keras larangan Presiden AS,  Donald Trump ihwal pelarangan warga dari beberapa negara Islam untuk melakukan perjalanan ke AS.
Menurut para warga di Honolulu,  kebijakan yang diambil oleh Presiden ke-45 AS itu sangat bertentangan dengan budaya yang dianut oleh masyarakat setempat. Selama ini, tradisi menyambut para tamu di pulau Hawai merupakan salah satu akar budaya yang menghargai keragaman.
Salah seorang imam di Masjid Oahu yang merupakan satu-satunya masjid di pulau tersebut, Ismail Elshikh mengajukan gugatan federal untuk memerangi aturan tersebut. Ibu mertua Elshikh saat ini berada di Suriah dan tidak bisa ke Hawai untuk mengunjungi kerabatnya lantaran aturan tersebut.
Namun, akibat gugatan yang dilayangkan Elshikh, menurut Kepala Jaksa Hawaii, Doug Chin, pemerintah AS akan mencabut hak-hak Elshikh, istri, dan anak-anak mereka sebagai warga negara AS. Chin mengatakan, komunitas Muslim di Hawaii sangatlah kecil dan tidak memiliki pengaruh banyak pada keputusannya untuk menantang larangan perjalanan.
“Mereka adalah bagian dari komunitas kami. Mereka seharusnya tidak diberi label sebagai teroris. Kemudian, gugatan juga adalah cara untuk melindungi komunitas minoritas di negara yang akrab dengan kesalahan. Seperti apa yang dilakukan ketika Jepang Amerika dikirim ke kamp interniran selama Perang Dunia II,” kata Chin.
Sementara itu, Hakim Ouansafi, yang merupakan presiden dari Asosiasi Muslim Hawai mengatakan sangat sulit bagi Elshikh yang pemalu dan pendiam untuk membuat keputusan mengajukan gugatan tersebut.  “Dan dia (Elshikh) tidak berbicara secara terbuka karena alasan hukum dan ketakutan untuk keamanan di negara yang telah meningkatkan pengamanan ancaman terhadap umat Islam sejak Trump terpilih.” kata Ouansafi.
Tentunya,  kata Ounsafi, butuh keyakinan dan waktu yang lama untuk berpikir untuk melakukan hal tersebut. “Butuh waktu berpikir yang lama dan meyakinkan diri,” kata Ounsafi.
Ouansafi, yang berasal dari Maroko mengatakan selama ini ia menganggap Hawai tempat yang paling inklusif dan paling aman untuk minoritas untuk hidup di AS. Namun, ia terganggu oleh dengan tudingan negatif terhadap Muslim akhir-akhir ini. “Ancaman dimulai sebelum pemilu dan meningkat ketika Trump menjadi presiden, mendorong asosiasi untuk memasang kamera keamanan,” katanya.
Seperti sekitar dua minggu lalu, terdapat rekaman di masjid direkam seorang penelepon anonim berteriak: “Membunuh Muslim adalah kehendak Tuhan”.

Selain itu, kata dia, larangan perjalanan juga akan merugikan perekonomian sebuah negara yang tergantung pada aliran konstan pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Di Hawai, dampaknya bahkan sudah terlihat seperti Masjid Honolulu
Sebelum pemilihan Trump, layanan Shalat Jumat siang yang populer digunakan para wisatawan Muslim untuk berdoa. Ouansafi mengatakan jumlah wisatawan yang berdoa sejak itu menurun dan beberapa Muslim meskipun bukan dari negara yang tercakup oleh larangan tidak ingin melakukan perjalanan ke Hawai lagi. “Mereka bisa mengambil uang mereka dan membawanya ke tempat lain,” katanya.
“Kami memiliki pangeran dan kami memiliki penguasa dari negara-negara Muslim yang datang. Mereka tidak mau terjebak di bandara. Mereka tidak ingin dihina di jalan,” ujarnya.
Youssef Dakroub, lahir dan dibesarkan di Lebanon, bertemu dengan istrinya yang berasal dari Hawai di Dubai. Mereka pindah ke Oahu pada 2006, di mana ia sekarang memiliki restoran makanan Maroko dan Lebanon di pusat kota Honolulu.
Dakroub, yang menggambarkan dirinya sebagai Muslim tapi tidak religius, mengatakan gugatan menantang larangan perjalanan memperkuat keyakinan bahwa Hawaii adalah tempat yang tepat baginya untuk hidup. “Hawaii adalah rumah, ” katanya.
Muslim pertama di Hawai sudah ada sejak tahun 1800-an. Saat ini, Muslim Hawai memiliki hubungan dengan 46 negara, termasuk negara-negara Asia dan Arab. Sekitar 30 persen kelahiran Amerika yang masuk Islam dan sekitar 80 keluarga Muslim Hawai adalah berasal dari enam negara yang disebutkan dalam larangan perjalanan direvisi. (sov,rol)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry