SIDOARJO | duta.co – Sebanyak 20 Desa di Kecamatan Krian, kabupaten Sidoarjo, sudah terpapar Covid-19. Data yang dipublish Dinkes Sidoarjo melalui instagram, Senin (25/5/2020) cukup mencengangkan. Hanya da dua desa yang tidak masuk list, yakni Jeruk Gamping dan Terung Kulon.

“Hari Senin, tanggal 25 Mei 2020, di Kabupaten Sidoarjo ada penambahan kasus terkonfirmasi positif 30 pasien,” demikian rilis Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang terbaca duta.co sampai Selasa (26/5/2020).

Dari data tersebut, Desa Barengkrajan masih tertinggi, 5 terkonfirmasi positif dan satu orang dalam pengawasan (ODP). Setelah itu, disusul Desa Jatikalang ada 4 terkonfirmasi positif dan 1 orang ODP. Lalu, Desa Kemasan, ada 2 terkonfirmasi positif dan 4 ODP, menyusul kemudian Desa Sidorejo 2 orang terkonfirmasi positif dan 2 lainnya ODP.

Dari 20 desa di Krian yang masuk data Dinkes, hanya bertolok ukur ODP, karena tidak semua desa tersebut ada warga yang dinyatakan positif. Seperti Desa Katerungan, itu hanya 2 ODP, sedang posisi PDP dan terkonfirmasi kosong (0), begitu juga Desa Keboharan, Sedenganmijen, Punokawan, Watugolong, Junwangi, Sidomojo.

Fokus PSBB Desa

Untuk memutus mata rantai Covid-19, maka, Dinkes Sidoarjo menekankan pentingnya warga Sidoarjo mengikuti prosedur tetap kesehatan. “Hasil evaluasi kemarin, kami sepakat bersama Gresik dan Surabaya untuk melanjutkan penanganan Covid-19 ini sampai yang ketiga (PSBB III red.),” kata Sekda Kabupaten Sidoarjo, Ahmad Zaini di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (25/5/2020) malam sebagaimana dikutip baromaterjatim.com.

Kenaikan positif di Sidoarjo memang cukup tinggi. “Kemarin sudah kita evaluasi bersama, bahwa tren dari penyebaran ini, masih sangat tinggi. Hari ini saja (Senin 25 Mei) angka confirm tumbuh 30, sehingga menjadi 533,” sambungnya.

Adakah terobosan baru dalam PSBB jilid 3 untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Delta? Masih menurut Zaini ada beberapa tambahan yang diakomodir dalam Peraturan Bupati (Perbub) untuk PSBB jilid III. Pertama, menekankan pemberdayaan di tingkat desa maupun RT/RW untuk penurunan transmisi dari luar maupun lokal.

“Selanjutnya (kedua) kami tambahkan juga untuk kampung tangguh. Sudah kami masukkan dalam revisi Perbup, sehingga di jilid 3 kami lebih fokus untuk pemberdayaan di masing-masing desa, khususnya zona merah,” terangnya.

“(Desa zona merah) sudah cukup banyak di Sidoarjo, sehingga nanti penanganannya akan lebih difilter para RT/RW dan relawan yang ada di posko masing-masing,” sambungnya.

Bagaimana dengan pembiayaan? “Nanti pembiayaan semua dicover masing-masing dana desa. Dana desa kami berdayakan, sekaligus menumbuhkan kegotongroyongan masyarakat sekitar,” tandas Zaini. (mky,brm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry