Reizano Amri Rasyid – Dosen Fakultas Ekonimi Bisnis (FEB)

DAMPAK pandemi tidak ada habisnya dalam mengikis sektor perekonomian di Indonesia. Berdasarkan laporan Q1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia oleh Badan Pusat Statistik, terlihat adanya kontraksi ekonomi sebesar 2,41% Pertumbuhan ekonomi pada Q1 tahun 2020 ini lebih rendah dari Q4 tahun 2019 yang tercatat sebesar 4,97%.

Penurunan ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah berkurangnya spending (pengeluaran) yang dilakukan oleh masyarakat. Turunnya nilai PDB ini berdampak pada perputaran ekonomi suatu Negara, yakni melemahnya daya jual beli di masyarakat. Di situasi tersebut hampir semua pengusaha dipaksa dalam posisi bertahan, yakni sudah tidak lagi memikirkan profit, akan tetapi lebih menekankan bagaimana agar bisa menjaga keseimbangan perusahaan serta mempertahankan karyawan.

Berbagai macam usahapun dilakukan. Banyak usaha yang swap model bisnisnya seperti Pizza Hut jual di pinggir jalan, hotel menjadi ruang kerja, industry fashion berjualan masker, catering rumahan berjualan frozen food dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil survei LIPI, pandemi COVID-19 menyebabkan 39,4% pengusaha menghentikan kegiatan produksi, dan 57,1% usaha tetap berjalan tetapi produksi menurun. Usaha yang banyak terhenti kegiatan usaha adalah jenis usaha yang banyak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti perdagangan ritel sebesar 45,2%, jasa kemasyarakatan sebesar 49,8%.

Begitu juga jenis usaha yang membutuhkan modal dan tenaga kerja yang cukup banyak, seperti sektor konstruksi dan bangunan sebanyak 44,2%, dan jasa perusahaan sebesar 50,7%. Sementara usaha yang mengurangi produksi hampir terjadi pada semua sektor ekonomi, tetapi menonjol pada sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, pertambangan dan penggalian, dan usaha sektor pertanian. Maka dari itu, strategi bisnis yang baik untuk dapat bertahan di tengah pandemi menjadi sangat diperlukan.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan plaftrom sosial media. Menurut penelitian yang dilakukan Bank DBS kepada 10 perusahaan, diketahui bahwa untuk biaya iklan dan promosi (advertising & pomotion), 70% perusahaan menyatakan menghabiskan budget lebih sedikit dari yang dana dianggarkan. Alasannya, karena penurunan daya beli konsumen dan tarif iklan televisi. Lalu berkurangnya aktivitas promosi dan pemangkasan biaya yang tidak perlu untuk mempertahankan bisnis, membuat sebagian besar perusahaan saat ini beralih ke pemasaran online atau digital seperti media sosial, Media sosial

 saat ini diyakini menjadi sebuah potensi yang dapat memberikan sebuah harapan bagi setiap usaha untuk dapat setidaknya melakukan kegiatan pemasaran meskipun dari segi produksi terbatasi. Selain itu pemasaran multimedia saat dini dipercaya dapat memberikan informasi yang upadate baik dari segi edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat atau user.

Akan tetapi masih disayangkan, masih banyak startup di Surabaya yang belum mengerti cara menggunakan dan memanfaatkan sosial media sebagai salah satu strategi pemasaran di era pandemic seperti saat ini. Berdasarkan hasil analisis situasi dan diskusi yang dilakukan oleh tim PKM FEB Manajemen UNUSA dengan salah satu mitra kerjasama, diketahui beberapa masalah, yaitu kurangnya SDM berkualitas yang dimiliki oleh mitra dikarenakan pengurangan karyawan yang dilakukan di musim pandemic, Jarang melakukan update informasi secara berkala dari segi informasi dan promosi produk atau jasa pada platform sosial media yang dimiliki, kurang mengikuti trend informasi yang sedang berkembang sekarang di sosial media, himgga minimnya pemahaman mengenai fungsi strategi digital marketing (brand campaign dan brand awareness), Oleh karena tim PKM FEB Manajemen UNUSA melakukan inisiasi untuk melakukan peningkatan pemahaman melalui sosialisasi dan edukasi virus covid-19 secara informatif khususnya bagi warga surabaya menggunakan platform sosial media sekaligus sebagai media promosi dan company branding melalui infografis dan video edukasi berbahasa jawa dengan salah satu mitra startup tersebut

Dalam kegiatan Sosialisasi ini, ada dua macam media promosi yang digunakan yaitu Infografis dan video edukasi dengan memanfaatkan momentum Pandemic Covid 19 sebagai materi edukasi dan sosialisasi. Keunggulan utama infografis adalah kemampuannya menjelaskan cerita yang tidak dapat diceritakan oleh teks dan foto dan video edukasi merupakan salah satu cara yang dapat memaksimalkan pencapaian tujuan informasi dalam waktu yang singkat serta seringkali digunakan pada platform sosial media. Dari hasil kegiatan tersebut didapatkan hasil dan pengaruh yang cukup signifikan bagi mitra. Yang pertama, mayoritas SDM yamg dimiliki mitra mengalami peningkatan kemampuan softskill dalam pemanfaatan sosial media melalui media infografis dan video edukasi. Dan yang kedua, sosial media yang dimiliki mitra mulai aktif menerima komen sampai banyaknya permintaan dari followers untuk dapat membuat media promosi serupa untuk dapat diimplentasikan ke dalam produk bisnis yang dimiliki.

Di situasi seperti ini dimana masyarakat meminimalisir interaksi langsung, perilaku masyarakat pun ikut berubah. Banyak kegiatan maupun transaksi yang beralih ke online.

Salah satu cara untuk menghadapi disrupsi ini adalah sigap beradaptasi dengan keadaan, seperti mengalihkan strategi penjualan ke online salah satunya melalui media sosial. Dengan demikian, pelanggan masih bisa mengakses produk atau jasa anda. Jadi apapun bisnis anda, pastikan untuk memiliki strategi dan perencanaan yang tepat agar bisnis anda tetap bisa berjalan dan bertahan di tengah pandemi saat ini. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry