SIDOARJO | duta.co – Ini warning bagi seluruh Paslon Pilkada, termasuk tim suksesnya. Jangan sekali-kali mencatut logo organisasi NU dan Banomnya untuk kepentingan politik praktis. Itu bisa merusak citra organisasi yang, seharusnya netral.

Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) JawaTimur, Sabtu (26/9/2020) melalui surat bernomor 091/PW-RMI/L/IX/2020 menegur Cabup Sidoarjo H Kelana Aprilianto SE dan Tim Suksesnya karena menyertakan logo RMI. Logo itu, kabarnya ‘dipergoki’ saat beredar di media sosial. Hingga kini masih dicari, siapa pembuatnya.

“Dilarang mencatumkan logo atau simbul organisasi (RMI NU) yang, itu bisa mengarah kepada NU dan lembaga-lembaga lain di bawahnya seakan terlibat politik praktis. NU, berikut Banom yang ada di bawahnya, harus netral. RMI ini di bawah NU, dan harus netral,” jelas Sekretaris PW RMI Jawa Timur, H Ahmad Firdausi kepada duta.co, Minggu (27/9/2020).

Diakui oleh Ahmad Firdausi, bahwa, Kelana Aprilianto adalah Penasehat bidang Pengembangan Ekonomi Pesantren PW RMI Jawa Timur. Empat hari lalu, beredar di media sosial pencantuman logo RMI untuk Pilkada. Ini kemudian diketahui oleh para kiai di PWNU Jatim.

“Kami, RMI, kemudian diingatkan oleh kiai-kiai agar tetap menjaga netralitas. Kami sampaikan bahwa, RMI, secara kelembagaan netral. Secara personal, kami tidak bisa menghalangi pengurus mencalonkan diri atau dicalonkan, atau mendukung, bahkan menjadi simpatisan paslon mana pun, karena itu hak politik personal atau masing-masing individu,” jelasnya.

Nah, setelah diperingatkan oleh kiai-kiai PWNU, tegasnya, RMI kemudian bertabayun, klarifikasi ke Pak Kelana. Pak Kelana tidak tahu, siapa yang membuat. Karena dia punya akun resmi. Sementara logo itu muncul di akun ‘Sidoarjo Memanggil’.

“Setelah kami tabayun, kami sekarang sedang menelusuri siapa pembuat akun itu, dan minta segera dihapus sesuai dengan nasihat para kiai. Jadi masalah ini sudah ada titik temu, sudah ada surat teguran untuk menjaga netralitas RMI. Ini sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat umum, bahwa, jangan sampai tim pemenanan Pilkada menggunakan simbol organisasi, kantor dan apa pun yang bisa diasosiasikan ke NU,” ujarnya.

Jadi? “Teguran itu untuk mengingatkan tentang kebenaran (haq), watawa saubil Haq, watawa saubis sobr. Dan sekarang, alhamdulillah semua masalah sudah selesai,” pungkasnya. (yud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry