MADIUN | duta co – Desa Jerukgulung adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Sejak era kemerdekaan, Madiun dikenal sebagai gudangnya pesilat dan hingga kini sering disebut sebagai Kampung Pesilat.

Seperti tak sedikit desa-desa lainnya di Indonesia, Desa Jerukgulung juga mengalami kesulitan dan keterbatasan terhadap akses air bersih untuk mendukung kebutuhan warganya sehari-hari.

Contohnya Yoto (53), warga Desa Jerukgulung, mengakui selama ini warga di desanya kesulitan mendapatkan akses air bersih, meskipun telah ada sumur yang dapat dimanfaatkan oleh warga.

“Di Desa Jerukgulung memang ada sumur umum yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer, cuma sumur galian, itu kedalamannya hanya 5 atau 6 meter. Jika dikonsumsi itu rasanya asin dan ada zat kapurnya juga,” kata Yoto ditemui beberapa waktu lalu.

Karena telah mengonsumsi air yang tidak layak selama puluhan tahun, ia mengaku sempat mengalami sakit dan terpaksa harus berobat.

“Saya di sini hampir 35 tahun, dulu ya konsumsi air sumur yang sehari-hari itu, sampai ternyata saya punya batu ginjal, sampai akhirnya saya harus berobat-berobat terus,” ujarnya.

Berangkat dari kesulitan warga Desa Jerukgulung itu, TNI Angkatan Darat (TNI AD) melalui Kodam V/Brawijaya yang bekerja sama dengan Pemprov Jatim menghadirkan program TNI Manunggal Air dengan membangun sumur bor di desa tersebut. Bahkan, kini sumur bor itu sudah selesai dikerjakan dan telah dapat dimanfaatkan sejak sebulan lalu.

Hadirkan Sumber Kehidupan Melalui Kemanunggalan

Kehadiran TNI Manunggal Air merupakan bentuk kepedulian dan kehadiran TNI AD yang manunggal dengan berbagai pihak dalam membantu dan mengatasi setiap kesulitan masyarakat.

“Air bersih merupakan kebutuhan yang primer yang sangat diperlukan masyarakat. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan aparat pemerintah maupun komponen bangsa yang lainnya untuk menciptakan atau menyediakan sumber air bersih. Ini yang kami lakukan tentang kemanunggalan dalam TNI Manunggal Air yang semata-mata untuk membantu kesulitan masyarakat,” kata Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf H. Sugiyono di lokasi Sumur Bor Desa Jerukgulung, Selasa (6/2/2024).

Danrem menyebut, selain di Desa Jerukgulung, satuannya juga telah membangun sumur bor serupa sebanyak 3 titik di Kabupaten Pacitan.

“Sebelum di sini, 3 bulan yang lalu, kami sudah melaksanakan pengeboran di wilayah Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Sukodono, Desa Belah, kemudian juga di Desa Donorojo. Alhamdulillah seluruhnya telah selesai dan sekarang sudah dinikmati oleh masyarakat di sana,” bebernya.

Dengan besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat atas kehadiran program TNI manunggal Air, Danrem pun mengaku siap untuk meneruskannya di berbagai wilayah teritorialnya yang kondisinya memerlukan akses ketersediaan air bersih.

“Ke depan tetap kami lanjutkan, kami saat ini sedang mencari beberapa wilayah yang kekurangan air bersih, seperti di Kabupaten Ngawi yang berbatasan dengan Cepu dan Bojonegoro. Demikian juga di Magetan yang berbatasan dengan Wonogiri. Begitu pula di Pacitan akan kita tambah, termasuk di Trenggalek yang daerahnya cukup sulit dalam mendapatkan air bersih,” terangnya.

Percepat dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Hingga saat ini, melalui program TNI Manunggal Air, TNI AD telah membangun sumur bor dan sumur hidran sebanyak hampir 2.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Hingga saat ini kita telah membuat 1.898 titik yang mampu berdampak terhadap lebih dari 800 ribu masyarakat. Secara data, sebanyak 9 persen lebih masyarakat Indonesia yang masih memerlukan air bersih. Itu artinya, masih banyak masyarakat yang kekurangan akses bersih. Setelah launching ini akan lebih kami masifkan lagi,” jelas Kasad, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak saat launching hasil TNI Manunggal Air di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

“Mudah-mudahan setelah kita buat hampir 2.000 titik, akhir tahun nanti bisa mencapai 4.000-5.000 titik. Mudah-mudahan ini bisa kita kerjakan bersama, karena tanpa peran serta dari kita seluruhnya, tentunya hal ini akan sulit tercapai,” tambahnya.

Selain untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari, kata Kasad, akses air bersih juga diperlukan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan ekonomi. Banyak industri dan usaha bergantung pada pasokan air bersih untuk operasional mereka. 

“Banyak usaha yang dilakukan oleh masyarakat sangat tergantung dengan ketersediaan air bersih. Kalau ini bisa kita kerjakan di daerah-daerah, maka percepatan dan peningkatan ekonomi masyarakat dapat tercapai,” tegasnya.

Percepat Penanganan dan Turunkan Angka Stunting

Dari riset yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, selain kurangnya pemenuhan gizi, masalah kurangnya ketersediaan air bersih juga menjadi salah satu faktor masih tingginya angka stunting di Indonesia.

“Air bersih memang sangat penting untuk penanganan stunting. Karena panyakit sendiri disebabkan oleh banyak hal, salah satu penyebabnya adalah pola asuh, pola makan, juga kemudian air bersih,” kata Kepala Puskesmas Balerejo, dr. Retnowulan Prawitosari.

“Kurangnya akses air bersih bisa menimbulkan penyakit pada Balita yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya akan berpengaruh yang dapat mengakibatkan atau berdampak terjadinya stunting,” lanjutnya.

Di Desa Jerukgulung sendiri, sebut Retno, masih ada beberapa anak yang dinyatakan stunting. Untuk itu ia berharap, dengan adanya sumur bor yang selesai dibangun melalui TNI Manunggal Air, angka stunting di Desa Jerukgulung dapat menurun.

“Dari jumlah 96 Balita yang ada, ada kasus stunting 6 anak, jadi persentasenya 6,25 persen. Harapan ke depannya, karena dengan adanya akses air bersih di Desa Jerukgulung, maka sanitasinya warga juga akan lebih meningkat dengan implikasinya adalah angka stunting menurun, dan kalau bisa menjadi zero,” tuturnya.

Jangkau 245 Kepala Keluarga

Pembangunan sumur bor di Desa Jerukgulung nantinya ditargetkan akan dapat menjangkau sebanyak 245 Kepala keluarga (KK) dan langsung mengalir ke rumah-rumah warga.

“Sekarang, memang baru 15 KK yang rumahnya terairi, karena untuk pipanisasi agar mengalir langsung ke rumah warga, kita menggunakan bantuan kerja sama dari pemerintah desa dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan baru turun akhir 2023. Mudah-mudahan nanti bisa tercapai untuk yang 245 KK tadi di tahun 2024,” ungkap Kades Jerukgulung, Heru Setyo Busono.

Mewakili warga di desanya, Heru pun berterima kasih dan merasa terbantu dengan adanya program TNI Manunggal Air yang sangat bermanfaat bagi warga di Desa Jerukgulung.

“Sebagai kepala desa, saya mengucapkan terima kasih, karena air itu berguna bagi masyarakat. Dulu sebelum adanya bantuan sumur bor ini, kami kesulitan mendapat air bersih. Alhamdulillah dengan program TNI Manunggal Air, kebutuhan air bersih di desa kami sudah tercukupi,” sebutnya.

TNI Manunggal Air hadir dilandasi atas kepedulian dan kecintaan TNI terhadap rakyat Indonesia. Untuk itulah, program TNI Manunggal Air akan terus hadir untuk menyediakan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan akses air bersih. pen