Alat pengering bahan pertanian hasil invensi Asmaniyah, dosen Fakultas Pertanian Unisma yang menggunakan energi surya. (DUTA.CO/IST)

MALANG | duta.co – Dosen Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil menciptakan alat pengering produk pertanian yang hanya menggunakan energi sinar matahari. Selain lebih hemat, pastinya, dengan menggunakan alat pengering bertenaga surya ini dijamin ramah lingkungan.

Menurut Asmaniyah, dosen Fakultas Pertanian Unisma, bahwa salah satu kendala bertani adalah setelah memanen atau ketika memasuki proses pengeringan hasil pertanian. Terlebih saat musim penghujan, banyak petani yang bingung terkait nasib gabah hasil panenannya yang tidak dapat kering.

“Penelitian saya ini berusaha memberikan solusi, dengan inovasi mesin alat pengering hasil pertanian, atau Box Dryer menggunakan tenaga sinar matahari,” ungkap Asmaniyah.

Dijelaskannya, selama ini Box Dryer yang memiliki fungsi untuk mengeringkan bahan hasil dari pertanian yang ada di masyarakat, bahan bakarnya sekam, kayu maupun gas LPG.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kegiatan pengeringan memerlukan asupan energi yang sangat besar yakni kurang lebih 2,4 MJ untuk memindahkan 1 liter kandungan air dalam bahan. Oleh karenanya kegiatan pengeringan dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi matahari merupakan pilihan bijak dalam menghadapi ancaman krisis energi global.

Asmaniayah mengakui, meskipun sumbangsihnya masih termasuk sedikit, namun energi matahari memiliki keterjaminan ketersediaan. Invensi yang akan dikembangkan adalah pengering  Fixed Bed Dryer ramah lingkungan berbasis kombinasi kolektor surya dan Solar Photovoltaic.

“Pada dasarnya ide ini merupakan pengembangan dari teori pengeringan konveksi atau aliran udara yang  digerakkan oleh energi listrik dari energi matahari dikombinasikan dengan pengeringan sinar matahari tak langsung model fixed bed,” paparnya.

Dosen kampus kebanggaan NU memaparkan pula, bahwa dalam alat ciptaannya ini terdapat 3 komponen utama yakni Solar Photovoltaic  untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Energi ini yang kemudian menggerakkan blower untuk mendapatkan aliran udara. Demikian juga komponen kolektor surya sebagai sumber panas untuk menjaga suhu dalam ruang pengering dan kolom pengering.

“Disain alat pengering yang saya ciptakan ini, kelebihannya dapat juga mengendalikan suhu udara saat proses. Hingga kerusakan  kandungan fisiko kimia, kapasitas antioksidan dan warna, dan kandungan total fenol pada cabe merah dapat diminimalisasir dengan tingkat kebutuhan energi tak terbarukan yang minimal,” bebernya.

Asmaniyah menjelaskan, alat produksinya menggunakan 9 kipas angin yang digerakkan oleh energi listrik bersumber dari modul Photovoltaic yang menghasilkan produk kering yang baik. Alatnya ini juga memungkinkan untuk dioperasikan di berbagai wilayah terpencil yang belum mendapat akses listrik.

“Jika intensitas sinar matahari menurun, pengering surya ini masih dapat menyimpan energi panas,” imbuhnya.

Sebelum mengakhiri, Asmaniayah menyampaikan, dalam invensinya ini ia menggunakan Photovoltaic 100W dan solar kolektor plat gelombang hitam. Sehingga kapasitas pengeringan lebih besar dan efisiensi pengeringan lebih tinggi. Selain itu, dengan bentuk silo bertingkat maka penyebaran panasnya lebih merata. Reflektor juga tidak digunakan dalam invensi ini, sehingga desain alat diakuinya relatif lebih sederhana. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry