Dekan FK Unair, Prof. Dr.dr. Soetojo (dua dari kiri) bersama dua professor dari Jepang dan Belgia, usai acara inagurasi di aula FK Unair, Selasa (9/1). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menarget hingga akhir 2018 ini bisa mendatangkan 20 visiting professor dari berbagai kampus ternama di dunia. Hingga kini baru sembilan professor tamu yang didatangkan FK Unair di antaranya urologi, penyakit dalam, bedah syaraf, spesialis anak dan kandungan.
Mendatangkan visiting professor ini tidak lain untuk menghadapi era globalisasi serta meningkatkan kualitas dan kemampuan para dokter dan staf pengajar di FK Unair. Selain itu, FK Unair ingin meningkatkan jumlah riset dan publikasi internasional bagi dokter dan staf pengajar di FK Unair.
Dekan FK Unair, Prof. Dr. dr. Soetojo, SpU (K) mengatakan jumlah visiting professor ini akan dilakukan bertahap. Memang masih belum semua spesialis yang ada di FK Unair bisa mendatangkan professor tamu ini. “Dari 25 spesialis, memang masih belum semuanya. Tapi bertahap akan kita lakukan. Sekarang ini targetnya sampai akhir 2018 sebanyak 20 visisting professor. Target 2020 kita bisa mendatangkan untuk semua spesialis,” ujar Prof. Soetojo di sela acara inagurasi dua visiting professor dari Jepang dan Belgia di aula FK Unair, Selasa (9/1).
Di awal tahun, FK memang mendatangkan visiting professor dari Belgia  yakni Dirk.Jan Maria Karine De Ridder  dan dari Jepang Prof. Shigeo Horie dari Jepang. Dipilihnya dua ahli bidang urologi ini dikatakan Prof. Soetojo karena keduanya berasal dari kampus yang teregistrasi dan terindek tinggi. Serta keduanya sudah membuat lebih dari 150 jurnal internasional.
“Beliaunya ini, bukan hanya ahli urologi, tapi scientist dengan jurnal-jurnal internasionalnya. Juga aktif melibatkan diri dalam kegiatan asosiasi urologi internasional dan sebagainya. Kita pantas untuk berguru pada mereka,” tambah Prof. Soetojo.
Selain itu, FK Unair sudah memiliki hubungan baik dengan kedua universitas dimana dua professor itu mengabdikan diri. “Kita juga ingin meningkatkan jurnal internasional terindek. Sehingga kita memang pantas untuk mendatangkan orang-orang seperti mereka agar bisa menularkan ilmu bagaimana mereka bisa melakukan itu semua,” jelas Prof. Soetojo.
Selama tiga bulan kedua professor itu akan mengajar di FK Unair baik secara tatap muka atau online. Prof. Shigeo Horie dari Jepang mengaku senang dipercaya untuk bisa berbagi ilmu di FK Unair. Apalagi, selama ini sudah terjaga hubungan baik di antara kedua lembaga di mana dia mengajar dengan FK Unair. “Kesempatan bagi saya untuk menjalin hubungan internasional,” tukasnya.
Sementara itu, dosen FK Unair yang juga pernah belajar di Jepang, dr. Fikri Rizaldi, MD mengaku FK Unair memang perlu mencontoh luar negeri. Terutama untuk pengembangan teknologi di bidang kedokteran.
Diakuinya selama dia belajar di Jepang, Negeri Sakura itu sudah mulai menggunakan robotic surgery (operasi dengan robot) khusus untuk menangani kasus kanker prostat. “Dengan operasi robot ini operasi yang memakan waktu 12 jam bisa dipangkas hanya dengan satu jam. Personil lebih sedikit dan tingkat komplikasi juga bisa ditekan. Di sini masih menggunakan operasi terbuka untuk menangani kasus kanker prostat,” jelasnya.
Memang FK Unair masih belum bisa mendatangi robotic surgery. “Masih ada satu di Jakarta. Kita sudah ajukan. Namun sampai sekarang masih belum ada kabarnya. Dengan robotic surgery, dokter menjadi operator, tangan robot yang masuk ke tubuh pasien untuk melakukan tindakan. Sudah sangat canggih,” tukasnya. end
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry