Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari (tengah), saat memaparkan progress dan kisah-kisah inspiratif Alumni Kartu Prakerja. (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Sejak pertama kali bergulir pada April 2020 lalu, Program Kartu Prakerja sudah memberikan manfaat bagi setidaknya lebih dari 14 juta penduduk Indonesia. Mayoritas mengakui bahwa keterampilan mereka meningkat setelah mengambil pelatihan atau kelas yang terdapat dalam Program Kartu Prakerja.

Sudah jadi rahasia mayoritas lulusan pendidikan formal, belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Celah inilah yang menjadi titik temu antara Program Kartu Prakerja dan berbagai mitra penyedia kelas sehingga tetap konsisten memberikan manfaat hingga dua tahun program ini bergulir.

Shindu Abu Nizar (40 tahun) penerima manfaat Kartu Prakerja angkatan 36 mengambil kelas pengelolaan aplikasi digital pada bulan Juli tahun ini. Bukan tanpa alasan, pria yang tinggal di Kota Surabaya ini mengambil kelas tersebut untuk menyempurnakan ilmunya di bangku kuliah yang terakhir ia dapatkan 2009 lalu.

“Dulu saat kuliah di politeknik kan ilmu ini belum dapat, maka saya ambil kelas Manajemen Aplikasi Digital untuk melengkapi keterampilan saya yang sudah ada. Saya juga berharap dengan skill yang meningkat ini, bisa membuka kesempatan lain yang lebih tinggi, seperti misalnya dari sisi penghasilan/gaji,” tutur pria yang bekerja sebagai pengembang teknologi informasi ini.

Lain lagi dengan kisah Aprianto (26 tahun) yang merasakan manfaat Kartu Prakerja secara langsung di bidang yang ia geluti.

“Saya mengambil pelatihan animasi 2D dan 3D karena pelatihan tersebut dapat mendukung pengembangan game edukasi yang saya buat. Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat meningkatkan kualitas produk terutama dari segi karakter game yang ada.” Tutur pria yang sempat gagal lolos di gelombang awal, namun akhirnya diterima di gelombang 19 ini.

Sementara itu Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari menyatakan bahwa sampai saat ini ia sering mendengar kisah sukses Alumni Kartu Prakerja yang berhasil mengubah hidupnya.

“Saya pernah mendengar kisah seorang yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga kebersihan, setelah mengikuti kelas jurnalistik, ia berkarir di salah satu TV dan hingga sekarang menguasai skill jurnalisme hingga broadcasting. Saya ingin memotivasi alumni, dan yang belum bergabung dengan Kartu Prakerja bahwa tiada keberhasilan tanpa kerja keras,” ujar Denni yang memaparkan pencapaian Program Kartu Prakerja dalam sebuah acara bertajuk Semarak Jumpa Kartu Prakerja yang dihadiri oleh seribu alumni dan masyarakat umum.

Hingga saat ini, Program Kartu Prakerja sudah member manfaat kepada 14.3 juta orang. Dalam acara tersebut, turut hadir Tomy Yunus, CEO & Co-Founder dari Platform Edtech Cakap selaku partner kolaborasi dari acara serta mitra penyedia kursus berbagai kelas upskilling dalam Program Kartu Prakerja.

Tomy memaparkan bahwa Program Kartu Prakerja memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Cakap, terutama dalam meningkatkan kapasitas dan potensi anak bangsa. Cakap bergabung dalam ekosistem Kartu Prakerja sejak pertama kali diluncurkan.

“Bermula dari 18 kursus, kini berkembang menjadi 89 kursus, mulai dari pelatihan perkantoran, pertanian, teknologi Informasi, pemasaran, sampai tata boga dan gaya hidup yang dikembangkan oleh para ahli dibidangnya,” ujar Tomy.

Sejumlah kelas Kartu Prakerja yang memiliki peminat tinggi di Cakap diantaranya di bidang hospitality seperti housekeeping, resepsionis dan pemandu wisata. Sementara kelas di bidang digital juga memiliki peminat tinggi seperti pemasaran digital atau digital marketing, coding hingga bahasa asing terutama Bahasa Inggris.

“Kami sadar bahwa 63% lulusan pendidikan formal tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Maka upskilling dalam Program Kartu Prakerja kebutuhan dan celah ini, sehingga kompetensi tenaga kerja Indonesia sangat siap menyambut revolusi industri 4.0”, tutup Tomy. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry