Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah meninjau langsung stand pasar murah yang dilaksanakan di halaman pendopo krido manunggal Tuban. Didampingi Bupati Tuban dan Kepala Bulog Bojonegoro

TUBAN | duta.co – Ditengah kemarau panjang dan krisis pangan global, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menegaskan, lumbung pangan Jawa Timur masuk katagori aman. Bahkan produksi padi surplus hingga 9,23 persen.

“September 2022 sampai bulan September 2023, Provinsi Jawa Timur surplus produksi padi hingga 9,23 persen,” ungkap Khofifah disela-sela meninjau pasar murah Pemprov Jatim di Pendapa Kridha Manunggal Tuban, Selasa, (3/10/23).

Perempuan kelahiran 19 Mei 1965 ini menyampaikan, meski produksi padi di Jawa Timur surplus, ia tidak memungkiri mahalnya harga beras saat ini di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal ini tidak lepas dari mahalnya harga Gabah Kering Panen (GKP) dan harga Gabah Kering Giling (GKG) sampai di tempat penggilingan sudah cukup tinggi melebihi HET yang ditetapkan pemerintah.

“Harga GKP dan GKG sampai ditempat penggilingan memang sudah sangat tinggi Sehingga setelah prosesing dan produknya yaitu beras harganya di atas HET. Dengan nilai tambahan ini semoga bisa dinikmati oleh para petani,” ungkap Gubenur yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial ini.

Khofifah juga menejelaskan meski mengalami surplus Provinsi Jawa timur merupakan lumbung pakan nasional, dengan nilai surplus tersebut jawa Timur menjadi daerah yang menyuplay beras di 16 provinsi. Dan diawal September 2023 Jatim harus menyuplai beras ke Sulsel, Riau hingga Bangka Belitung (Babel).

“Meski mengalami surplus, namun padi atau beras ini kita dedikasikan untuk warga bangsa, tidak sekedar warga Jawa Timur saja,” ujarnya.

Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU ini juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para petani dan Gapoktan yang telah berusaha meningkatkan produksi gabah ditengah musim kemarau dan krisis pangan global yang saat ini menjadi perhatian dunia, untuk mengatasi dan mengatasipasinya pemerintah Jawa Timur telah berusaha dan mengupayakan serta melakukan langkah-langkah mitigasi.

“Kami telah melakukan langkah-langkah mitigasi, kalau ada persawahan yang mengalami kesulitan irigasi, sekarang sudah banyak menggunakan sumur pompa bisa mengairi sawah dengan cukup efektif dan tidak mengurangi produksi padi,” ucapnya.

 

Selain itu, pemerintah juga rutin menggelar agenda pasar murah, hal ini untuk menekan harga di kalangan masyarakat, untuk Pemerintah Jawa Timur Pasar Murah yang diselenggarakan di halaman Pendopo Krido Manunggal Tuban saat ini merupakan gelaran pasar murah ke-22 yang diselenggarakan.

“Ini kita laksanakan rutin, dan ini merupakan titik ke-22. Diharapkan dengan adanya sembako murah bisa menjaga dan menekan inflasi harga yang ada di pasar,” terang Khofifah.

Diketahui, pasar murah kali ini, Pemerintah Jawa Timur turut menggandeng Bulog Cabang Bojonegoro dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatimmenstabilkan harga bahan pokok (bapok). (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry