SELAT MAKASSAR | duta.co – Ditengah pelayaran perdana Latihan Praktek Prajalasesya, 130 Taruna Akadeni Angkatan Laut (AAL) Tingkat l Angkatan ke-69 menjalani tradisi Mandi Khatulistiwa saat KRI Surabaya-591 dan KRI Dewaruci melintasi Garis Lintang 0 Derajat atau Garis Khatulistiwa di Selat Makasar, Minggu, (28/3/21) dini hari.

Selain 130 Taruna AAL (79 Taruna di KRI Surabaya, 40 Taruna dan 10 Taruni di KRI Dewaruci) juga ada 31 prajurit KRI Surabaya-591 yang terdiri 3 perwira, 8 ABK, dan 19 Kowal yang juga turut dalam tradisi Mandi Khatulistiwa tersebut.

Menurut Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Prajalasesya, Mayor Laut (P) Bagus Waluyo, gelaran tradisi Mandi Khatulistiwa bagi 159 Taruna dan prajurit TNI AL yang onboard di dua KRI ini, berlangsung sekitar pukul 02.30 dini hari di masing masing geladak KRI.

Menurut Bagus -sapaan Palaklat Prajalasesya 2021 ini- setiap Taruna maupun anggota TNI AL diwajibkan untuk melaksanakan Mandi Khatulistiwa disaat melintasi Garis Khatulistiwa.

Ritual ini, lanjut Bagus, sudah dilakukan oleh TNI AL sejak KRI Dewaruci ada di Indonesia pada tahun 1953 dan sekarang diteruskan oleh KRI Bima Suci dan Kapal-kapal perang yang ada di Indonesia.

“Mandi Khatulistiwa hanya dilakukan satu kali oleh setiap anggota yang melakoni ritual mandi khatulistiwa dan untuk hal ini personel mendapatkan sertifikat resmi dari TNI AL,” terangnya.

Bahkan kata Bagus, Mandi Khatulistiwa ini, sudah menjadi tradisi pelaut dunia ketika melewati Garis Katulistiwa dan wajib diikuti seluruh awak kapal yang belum melakukan tradisi itu.

Yang menarik dari tradisi Mandi Khatulistiwa ini, lanjutnya, adalah Komandan KRI Surabaya-591, Letkol Laut (P) Agus Supriyo, yang juga ikut dalam tradisi tersebut. Selanjutnya, disusul Kadiv MB, Letda Laut (T) Satrio Nur Wicaksono, dan Padiv Minlog, Letda Laut (S) Andini Adha Putri. Hal tersebut  untuk memberikan motivasi kepada Taruna dan prajurit KR. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry