SDN Tenggulungan Sidoarjo memiliki Satgas Anti Bulliying. DUTA/ist

SIDOARJO | duta.co – Pemerintah pusat telah mendorong sebuah upaya nasional untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan gender dan perundungan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur merespon seruan nasional ini dengan menyediakan ruang yang aman bagi semua pihak agar pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.

Lewat dukungan program Inovasi untuk Anak Sekolah (INOVASI) kemitraan pendidikan antara Australia-Indonesia, madrasah dan sekolah di Sidoarjo telah memperkuat kemampuannya untuk menyediakan layanan pendidikan yang lebih inklusif dan aman bagi peserta didik.

Kemendikbudristek, Kemenag, Bappenas dan Kedutaan Besar Australia pun melakukan kunjungan pemantauan bersama ke beberapa madrasah dan sekolah di Kabupaten Sidoarjo, Rabu (4/10/23).

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat perkembangan penguatan sinkronisasi kebijakan terkait isu ketidaksetaraan gender dan perundungan serta kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan.

Implementasi di Sekolah

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) K.H. Mukmin dilaksanakan di semua kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.

IKM di MINU K.H. Mukmin dikembangkan dengan struktur kurikulum, yaitu intrakurikuler yang di dalamnya ada mata pelajaran umum dan agama serta muatan lokal, seperti bahasa daerah dan Belajar Membaca Al-Quran (BMQ).

Selain itu, Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (PPRA) merupakan bagian penting dalam IKM. Profil pelajar pancasila tersebut merepresentasikan gambaran pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai pancasila dan rahmatan lil alamin.

Dr. H. Mastuki, M.Ag., Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Balitbang dan Diklat Kemenag RI yang berkunjung di MINU K.H. Mukmin dan mengamati proses pembelajaran di beberapa kelas menyatakan bahwa kehadirannya bukan untuk monitoring namun untuk belajar tentang Kurikulum Merdeka dan P5-PPRA yang telah dilaksanakan secara baik di madrasah ini.

“Saya mengapresiasi pelaksanaan penguatan karakter yang dilaksanakan di MI semuanya membawa makna untuk membentuk anak berakhlak mulia. Misalnya dengan berjabat tangan anak-guru dengan cara yang berbeda dengan 2 tangan untuk melatih penghormatan dan penghargaan natara guru dan siswa,” jelasnya.

Kunjungan lain juga dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tenggulunan di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Sekolah ini adalah salah satu sekolah mitra program Sekolah Responsif Gender (SRG) yang dikembangkan oleh INOVASI Jawa Timur dengan menggandeng Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA).

Sekolah ini menjadi menonjol karena telah berhasil mengatasi perundungan yang marak dengan membentuk satgas anti bullying yang dibangun bersama-sama antara sekolah dan orangtua.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D., saat mengunjungi SDN Tenggulunan menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang dilakukan oleh INOVASI, mitra universitas, dan sekolah dalam usaha menciptakan pendidikan berkualitas serta lingkungan belajar yang aman di sekolah dengan implementasi Kurikulum Merdeka.

“Apapun kurikulumnya, yang terpenting adalah menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Salah satunya anak merasa aman dan bebas perundungan. Saya mengapresiasi yang sudah dilakukan oleh SDN Tenggulunan dengan merangkul orangtua telah berhasil mengatasi perundungan dengan membuat satgas anti bullying sehingga anak nyaman senang dan belajar di sekolah,” ungkap Anindito.

Fiona Hoggart Konjen Australia di Surabaya yang hadir dan berkunjung ke SDN Tenggulunan mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang dapat menerima program INOVASI dengan baik bahkan telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi sekolah dan lingkungannya.

Dalam kesempatan yang sama, INOVASI meluncurkan buku “Penggerak Perubahan: Kisah Inspiratif Transformasi Pembelajaran Indonesia” yang memuat 101 cerita dari tokoh-tokoh inspiratif penggerak perubahan dalam pendidikan. Cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini juga banyak berasal dari para tokoh penggerak perubahan di Provinsi Jawa Timur, mulai dari guru, kepala sekolah, pemerintah, universitas, hingga komunitas dan masyarakat.

Penyerahan buku secara simbolis diberikan oleh INOVASI kepada Andjar Surjadianto, S.Sos., CGCAE Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo di Pendopo Kabupaten Sidoarjo. Andjar yang menyambut rombongan kunjungan bersama mengapresiasi kunjungan pemantauan Bersama ke SD dan MI di Sidoarjo.

“Kami senang bapak / ibu berkunjung ke SD dan MI mitra INOVASI. Mohon hasil kunjungan dapat disampaikan kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki kualitas Pendidikan menjadi lebih baik lagi karena masukan dari bapak / ibu,” jelasnya. ril/end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry