JUMPA PERS: KH Asep Syaifudin (kanan) dan KH Suyuti Toha (dua dari kanan) jumpa pers usai pertemuan ratusan kiai mendukung Khofifah di Pesantren Tebuireng, Jombang, Minggu (15/10). (duta.co/nurul yaqin?

JOMBANG | duta.co –  Sekitar 200 kiai sepuh asal Jatim, Minggu (15/10), menggelar pertemuan di Pondok pesantren Tebuireng, Jombang. Dalam pertemuan tertutup yang juga dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa itu, para kiai sepuh mendukung Khofifah menjadi gubernur Jatim.

KIAI: Ratusan kiai yang berkumpul di Pesantren Tebuireng mendukung Khofifah sebagai Cagub Jatim 2018, Minggu (15/10). (duta.co/nurul yaqin)

Usai pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam di Ruang KH Yusuf Hasyim, Pesantren Tebuireng, Jombang, sedianya Khofifah menggelar jumpa pers. Namun, karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggalkan, selanjutnya sejumlah kiai sepuh yang memberikan keterangan pers.

KH Asep Syaifudin, salah seorang kiai sepuh yang memberikan keterangan pers mengatakan, pertemuan ratusan kiai asal Jatim itu intinya memperjuangkan Khofifah menjadi gubernur Jatim periode 2018-2023. Dikatakan, sudah sekian lama kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan penuh perjuangan dengan cita-cita  adil makmur. Namun sampai sekarang belum terasa, meski sudah ada perkembangan.

KH Asep menjelaskan,  terbentuknya Indonesia yang adil dan makmur seutuhnya itu harus dimulai dari Jawa Timur dengan Khofifah menjadi gubernur Jatim. “Dengan Ibu Khofifah menjadi gubernur Jatim, Jawa Timur menjadi adil makmur yang seutuhnya. Sehingga Provinsi Jawa Timur menjadi referensi provinsi-provinsi lain di Indonesia,“ ujar KH Asep Syaifudin.

Terkait dengan itu, lanjut  Kiai Asep, Khofifah adalah sosok yang selalu benar dalam bicara dan dapat dipercaya. Khofifah selalu trampil dan cakap dalam menyampaikan gagasannya. “Yang ini tidak mungkin jika tidak disertai kecerdasan beliau. Maka empat sifat luhur beliau, yakni sidiq, amanah (dapat dipercaya), tabligh, dan fathonah, akan mampu membawa masyarakat yang adil dan makmur,“ jelasnya.

Ditanya siapa yang bakal mendampingi Khofifah dalam memimpin Jawa Timur, kiai asal Pacet Mojokerto itu belum bisa menjelaskan. Sebab, baru akan memilih sembilan kiai sepuh Jatim, untuk menjadi tim. “Selanjutnya tim tersebut akan memilih calon wakil gubernur yang layak mendampingi Bu Khofifah agar berhasil menjadi gubernur. Tim tersebut segera terbentuk. Siapa anggotanya belum ada. Yang pasti Gus Solah yang sudah masuk tim tersebut, “ jelasnya.

Muncul Nama Pakde Karwo

KH Asep menambahkan, dalam memilih wakil tersebut, tim sembilan akan musyawarah dengan Khofifah. Siapa nama-nama calon wakil yang mendampingi Khofifah? “Belum ada nama-nama siapa yang bakal mendampingi Bu Khofifah. Tapi tadi sempat muncul nama Pakde Karwo, yang akan dipasangkan dengan Bu Khofifah sebagai wakilnya,“ pungkasnya.

Sementara itu, KH Suyuti Toha asal Banyuwangi yang juga ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan, Khofifah adalah orang yang pantas memulihkan NU. “NU sekarang sudah ‘remek’ , hancur, Bu Khofifah lah yang bisa memulihkan kembali, “ ujarnya kepada Duta.

Disinggung dengan munculnya  pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ditetapkanb PDIP, kiai kharismatik ini dengan tegas mengatakan sangat menguntungkan Khofifah. “Gus Ipul itu tak bisa memperbaiki NU. Bisanya hanya diajak guyon. Sangat menguntungkan kami jika Gus Ipul berpasangan dengan Azwar Anas, “ katanya mantab.

Sebelum menggelar pertemuan di Gedung KH M Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Khofifah diterima Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). Di Dalem Kasepuhan ini, selain Gus Solah, juga terlihat belasan kiai khos asal Jatim berdialog. Di tempat ini, pertemuan juga tertutup bagi wartawan.

Sekitar satu jam berada di Dalem Kasepuhan, selanjutnya Khofifah bersama Gus Solah dan belasan kiai khos asal Jatim menuju ruang pertemuan di lantai tiga gedung KH Yusuf Hasyim. Di antara yang tampak hadir adalah Gus Aab asal Jember, KH Ahmad Dahlan Basuni asal Lumajang, dan Prof Dr KH Halim Subahar Jember.

 

Khofifah Hargai Proses PDIP

Sebelumnya, Khofifah sempat menanggapi secara bijak telah ditetapkannya Cagub dan Cawagub Jawa Timur Gus Ipul-Abdullah Azwar Anas oleh PDIP. Khofifah mengatakan sangat menghargai seluruh bagian proses demokrasi yang sedang berjalan. Dia tidak merasa harus melakukan sesuatu dalam posisinya saat ini.

“Kita harus memberikan ruang berdemokrasi bagi siapa pun. Saya menghormati keputusan siapa pun untuk mendukung siapapun,” tutur Khofifah disela orasi ilmiah kegiatan wisuda S-1 kampus STIS Faqih Asy’ari Pondok Pesantren Darussalam di Sumbersari Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Minggu (15/10). “Kita berproses saja dengan baik, arif dan tentunya dengan fairplay,” imbuhnya.

Ketua Muslimat Nahdatul Ulama ini hingga saat ini telah mendapat dukungan resmi dari empat partai besar di antaranya, Partai Golkar, Nasdem, Hanura, dan Partai Golkar, untuk melaju ke Pilgub Jawa Timur 2018. Kabarnya PPP juga merapat.

Namun, Khofifah menyatakan, apa pun yang terjadi, meski disiram air sungai tujuh rupa, dirinya mengaku tetap warga PKB. Khofifah pun mengingatkan pada memori 2008, saat PKB akan maju dalam Pilgub Jatim saat itu.

“Memang saya ada pertemuan dengan sejumlah kiai dan ulama, terkait dukungan untuk maju dalam Pilgub. Bahkan siang ini, saya diundang ke Jombang untuk pertemuan kembali,” jelas Khofifah.

Disinggung bahwa dirinya mendapat dukungan dari Istana Negara, Khofifah hanya membalas dan senyum. “Bahwa saya ini tidak pakai baju warna merah. Merah muda saja, agar selalu bisa berada di mana-mana,” ungkapnya.

Khofifah mengatakan, dirinya mohon referensi dan pertimbangan kepada perwakilan seluruh kiai se-Jawa Timur di Tebuireng soal Cawagubnya. Sekitar pukul 14.00 WIB, Khofifah akhirnya tiba di Pesantren Tebuireng, dan menggelar pertemuan dengan puluhan kiai Jawa Timur. rul, nng

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry