Keterangan foto: Selasa (8/2/2022), Kendaraan Brimob memasuki kawasan proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Bener, Purworejo (Foto/IST)

SEMARANG | duta.co – Sebagian warga Desa Wadas Kecamatan Bener Purworejo, terus melakukan penolakan terhadap proyek pembangunan waduk Bener. Hal tersebut membuat aparat kepolisian ikut mengawal, termasuk saat Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur tanah yang akan dijadikan waduk Bener tersebut, Selasa (8/2/2022).

Salah satu pendamping warga, Cornell Gea, menceritakan sebelum pengukuran tanah dilakukan oleh BPN, ratusan personel Brimob berkumpul dan berbaris di Polres Purworejo pada Senin (7/2/2022) siang. Sore hari polisi mendirikan beberapa tenda di Lapangan Kaliboto, belakang Polsek Bener. “Lokasinya dekat dengan pintu masuk ke Wadas kalau dari jalan raya Magelang-Purworejo,” ucap Gea

Gea yang, juga seorang pengacara dari LBH Semarang melanjutkan, Senin malam, listrik di Desa Wadas padam. Sedangkan desa-desa lain di sekitaran wadas tetap menyala.

Selanjutnya, pada Selasa sekitar pukul 07.00 pagi, salah satu warga Wadas bersama istrinya yang kebetulan akan ke kota Purworejo menyempatkan diri untuk melihat kondisi di sekitar Polsek Bener sambil mencari sarapan. Gea menceritakan tiba-tiba mereka didatangi beberapa orang polisi.

“Kemudian beberapa orang polisi tersebut membawa warga ini ke Polsek Bener. Istrinya kemudian melarikan diri dan kembali ke Wadas. Sampai saat ini, satu warga tersebut masih belum diketahui kabar dan keberadaannya,” ujarnya.

Gea melanjutkan, sejak pagi itu warga juga kesulitan sinyal. Gea mencurigai sinyal memang sengaja ditakedown. Kemudian sekitar pukul 8 pagi ini, ratusan polisi dilengkapi dengan senjata, tameng, dan anjing polisi melakukan apel di Lapangan Kaliboto.

“Sekitar pukul 9 pagi, tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo mulai memasuki desa Wadas. Pada saat itu belum dikawal polisi. Sekitar pukul setengah 10 pagi, akses masuk ke Desa Wadas di sekitar polsek Bener sudah dipadati polisi. Sekitar pukul 10 lebih, beberapa mobil polisi memasuki Wadas,” kisah Gea.

Sekitar pukul 10.30 WIB, ratusan-ribuan polisi dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor memasuki Wadas. Mereka mencopoti banner-banner penolakan warga. Beberapa rumah warga juga dikepung polisi.

Gea menandaskan, sekitar pukul 10.30 Desa Wadas sepenuhnya dikuasai polisi. Ratusan-ribuan polisi melakukan sweeping di sepanjang jalan Desa Wadas. Beberapa orang hampir ditangkap. Beberapa orang lainnya dikejar-kejar sampai ke hutan.

“Saat ini, jalan-jalan akses menuju desa Wadas semua dijaga polisi. Warga Wadas sepenuhnya terkepung,” ujar Gea yang juga sempat ditangkap Polisi.

“Sebelumnya, tidak ada pemberitahuan akan adanya pengukuran dengan dikawal oleh ribuan polisi,” tandas Gea.

Tim kuasa hukum warga Wadas dari LBH Yogyakarta, Dhanil Al-Ghifari menceritakan dirinya tidak diperbolehkan masuk ke desa Wadas jika tidak membawa surat kuasa. Padahal, kata Dhanil, ada sebagian warga di dalam masjid terkepung polisi, tidak bisa keluar sedangkan pengukuran masih berjalan.

Namun Dhanil justru dibawa ke Polres Purworejo bersama 25 warga lainnya. “Sebanyak kurang lebih 25 orang dibawa ke Polres Purworejo termasuk didalamnya adalah tim kuasa hukum, saya sendiri,” jelas Dhanil. (rif)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry