PONOROGO | duta.co – Langkah beranid dilakukan oleh Pemkab Ponorogo terkait dengan masyarakat yang sakit terkena Covid-19 dan berada di luar kota Ponorogo. Jika sebelumnya Bupati meminta agar warga Ponorogo yang sakit agar tidak pulang, kini berbalik 180 derajat. Demi kemanusiaan Bupati meminta agar si sakit pulang dan dirawat di Ponorogo mengingat rumah sakit di kota sudah over load.

“Demi kemanusiaan itu kita lakukan, malah kalau perlu kita jemput. Dan ini sudah dilakukan oleh Satgas Covid-19 saat warga kita yang positif dan pulang dari Surabaya, kita jemput terminal Madiun,” terang Bupati Ponorogo saat meluncurkan New Normal untuk tempat ibadah di Masjid Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jumat (3/7/2020).
Sebelumnya diberitakan, seiring bertambah banyaknya warga Ponorogo yang berada di luar kota, lalu pulang dalam keadaan sakit akibat covid 19, Bupati Ponorogo kini melunak. Tidak lagi melarang warganya yang sakit untuk pulang, sebab diakui di kota besar rumah sakit sudah over load oleh pasien Covid-19.
“Seperti disampaikan sebelumnya, saat ini faskes di Surabaya penuh. Maka Pemkab Ponorogo lebih memilih merawat mereka dengan melihat sisi kemanusiaan. Karena bagaimanapun mereka adalah warga kita. Jadi mengedepankan kemanusiaan lebih utama dari sekedar ingin dapat status atas covid 19 ini,” jelasnya.
Selain itu, Ponorogo pasien positif covid 19 juga terus bertambah, hingga saat ini mencapai 47 orang. Pasien terakhir adalah seorang perempuan 22 tahun, asal Desa Binade,Kecamatan Ngrayun. Perempuan ini datang dari Surabaya 1 Juli 2020, dengan mengendarai bus. Dia diketahui positif setelah di tempat kerjanya dilakukan rapid test, dan hasilnya reaktif lalu diswab, dan hasiln PCRnya positif.
“Kemarin, Rabu (1/7) dia pulang ke Ponorogo naik bus umum. Sempat menghubungi satgas desa dan diteruskan ke Puskesmas Ngrayun. Saat dihubungi posisi sudah sampai Madiun, akhirnya dijemput oleh tim PSC ke terminal. Pasien langsung dibawa ke RS , dan sekarang masih dirawat di RS Darmayu,” terang Ipong.
Namun kabar duka juga menyelimuti Ponorogo, karena salah seorang warga dari Desa Joresan , Mlarak meninggal dunia, Kamis (2/7), akibat positif tertular covid 19. Pasien yang diketahui tertular di Surabaya dan menjalani perawatan di RSUD Harjono, Ponorogo ini meninggal setelah 3 hari dirawat. Dengan demikian pasien meninggal akibat korona hingga saat ini ada 3 orang. Sedangkan yang positif 47 orang, 31 orang sembuh dan 13 orang masih menjalani isolasi di RS.
“Kabar duka datang dari salah 1 pasien COVID19, setelah 3 hari dirawat di RSUD. Pasien ini berasal dari Joresan (Mlarak). Sehari- hari bekerja di Surabaya dan sekitarnya. Tanggal 26 Juni pulang ke Ponorogo setelah sebelumnya demam 4 hari. Sampai di Ponorogo masih demam, kemudian berobat ke dokter praktek swasta dan Puskesmas Mlarak, karena RDT di Puskesmas habis pasien dirujuk ke RSUD. Tadi pagi pasien ini meninggal, dan sore ini keluar hasil positif. Pemakaman dilakukan dengan tata laksana jenazah COVID. Terima kasih kpd semua pihak yang membantu proses pemakaman, antara lain dari relawan BPBD, satgas covid desa, TNI, POLRI dan juga petugas puskesmas,”terang Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni dalam rilisnya Kamis petang (2/7).
Untuk menekan angka penularan covid tidak bosan-bosannya Bupati mengingatkan warga Ponorogo untuk disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Mengingatkan keluarga , orang-orang terdekat , untuk turut mematuhi protokol kesehatan. “Mari saling menjaga untuk keselamatan semua.Tetap waspada. Corona belum musnah, dia hanya menunggu kita lengah. Tetap ingat dan laksanakan “lagu wajib,” protokol kesehatan. (sna)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry