SIDOARJO | duta.co – Mencari penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup adalah hal yang harus dilakukan, khususnya bagi kaum pria sebagai kepala rumah tangga. Namun, dalam hal mencari nafkah, khususnya pedagang, penuh lika liku dimana harus kerap kali kucing-kucingan dengan petugas trantib (Sat pol PP). Hal itu mebuat terenyuh.
Hal ini kerap dialami pak Kabib (62), pria asli Sidoarjo, warga kampung Praban Barat RT 02 RW 01 Kelurahan Sidokare, Kecamatan Sidoarjo Kota, yang sudah delapan tahun jualan soto sempat berhenti lantaran sering kena obrakan.
Kepada duta.co, Jumat, (13/5/22) pagi, pak Kabib menceritakan dan mengeluhkan pengalamannya jualan di pinggir jalan tepatnya di depan toko sparepart (suku cadang) Internasional Motor biasa orang Sidoarjo menyebut “Amo Motor” jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Sidoarjo.
“Pernah saya diberi peringatan karena jualan di pinggir jalan mas, kalau begitu lagi rombong diangkut. Padahal saya ini heran. Kayak tambal ban sebelah selatan itu kumuh tidak pernah diobrak, kenapa? apa kena uang atau gimana saya tidak tahu dan heran,” terang Kabib.
Beruntung, lanjut Kabib, pemilik toko sparepart ini kenal dan baik dengannya hingga diijinkan berjualan didepan. “Agak naik kalau ada obrakan Satpol PP,” imbuhnya.
Lebih jauh, pak Kabib menjelaskan, setiap hari ia belanja daging sapi 1,5kg, jeroan 2kg, babat, dan usus tiap hari. “Alhamdulillah langganan saya sudah banyak mas, wong kulo niki jualan juga melayani sopir-sopir Lyn Sidoarjo-Surabaya, Surabaya-Malang,” ucap pak Kabib.
“Saya sudah jualan soto daging sudah delapan tahun mas. Saya berhenti jualan karena sering obrakan Satpol PP. Jadi saya libur tidak jualan soto dan kerja lain,” beber warga kampung Praban Barat RT 02 RW 01, Kutuk Kelurahan Sidokare, Sidoarjo Kota ini.
Sementara, salah satu pembeli yang merupakan pelanggan, bu Rosidah, mengatakan, “Saya langganan soto ini mas. Cocok rasanya enak untuk sarapan keluarga,” ucapnya singkat. (loe)
