PEKALONGAN | duta.co – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta agar pengolahan pakan ternak ala Desa Yosorejo dapat berkembang di Jawa Tengah. Khususnya, daerah dengan ketersediaan pakan ternak jenis rumput yang minim.

Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng tertarik agar metode tersebut bisa terduplikasi di beberapa daerah saat meninjau peternakan domba Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Kamis (16/9/2021).

“Pak Camat Petungkriyono mengajak warga untuk beralih. Di sini (Petungkriyono) tanahnya subur, pakan ternak (rumput) tidak kekurangan, (rumputnya) diolah fermentasi,” katanya.

Metode fermentasi rumput ala Desa Yosorejo dia pandang cocok untuk para peternak, khususnya Jawa Tengah karena memiliki manfaat yang jelas.

“Tujuannya yang pertama adalah bisa mengontrol kesuburan kambing. Kedua lebih efektif dan efisien tidak perlu setiap hari masyarakat harus ambil rumput. Yang ketiga, ketika melahirkan bisa teratur sehingga nantinya bisa lebih cepat gemuk,” kata Taj Yasin.

Wakil dari Ganjar Pranowo ini berharap pengolahan pakan ternak dengan metode fermentasi ini cocok  di wilayah-wilayah tandus.

Dua pemimpin Jateng memang dikenal kompak dan saling melengkapi, maka tak heran jika Gus Yasin tak mau kalah kreatif dengan Gubernur Jateng, dia pun memotivasi para peternak di wilayah tandus agar bisa mengadopsi metode tersebut.

“Saya berharap (metode) ini cocok sebetulnya bukan hanya di Petungkriyono. Tapi malah ke arah daerah tandus. Mereka yang yang kesulitan mencari pakan dan lainnya itu bisa dengan pakan fermentasi,” pesannya.

Sementara, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jateng, Saiful Latif mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui bimbingan teknis (bimtek) agar Jawa Tengah terus berkembang dan lebih maju.

Dalam bimtek tersebut, terdapat pelatihan budidaya, pengolahan pakan, termasuk kesehatan hewan. Kata dia, bimtek tahun ini targetnya untuk 4.000 peserta.

“Itu adalah bimbingan teknis. Yang kedua, kami juga ada bantuan dalam bentuk hibah, dalam bentuk ternak. Bisa sapi, bisa kambing, bisa domba tergantung dari proposal yang masuk ke kita,” terangnya.

Tanpa Angon

Senada, pengelola peternakan Desa Yosorejo, Farid Abdul Hakim, menjelaskan bahwa peternakan domba ini dengan cara melakukan upaya pemuliabiakan domba. Menurutnya, pemuliabiakan ini untuk menemukan hasil maksimal dengan kawin silang.

“Karena tujuannya pemuliabiakan. Artinya domba bunting yang sudah kita kawinkan dengan domba impor atau domba unggulan, itu biar bisa berkembang rata,” kata Camat Petungkriyono tersebut.

Farid menambahkan selama ini domba bernilai murah. Oleh karenanya, dengan kawin silang  hasilnya dapat bernilai lebih tinggi.

Terkait pengolahan pakan ternak, Farid mengatakan pakan ternak berasal dari limbah pertanian. Dari limbah tersebut kemudian prosesnya dengan cara fermentasi sehingga lebih praktis.

“Jadi konsep ‘Tanpa Angon Tanpa Ngarit’ itu bisa berjalan. Lha selama ini kan mereka untuk memelihara beberapa ekor saja sudah waktunya habis buat nyari rumput. Dengan adanya proses fermentasi ini kan pengawetan bahan pakan supaya lebih praktis dan efisien. Itu nanti menjadi seminggu sekali dia (peternak) nyari rumput,” pungkasnya. (rifky)

Ket. Foto: Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat meninjau peternakan domba Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Kamis (dokumentasi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry