Endah Budi Permana Putri, S.T.P., M.P.H – Dosen Prodi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan (FKes)

STUNTING beda dengan kerdil, dimana penyebab kerdil karena kurangnya jumlah hormon pertumbuhan. Sementara stunting disebabkan karena kegagalan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan atau biasa disebut 1000 HPK.

Perhitungan 1000 HPK dimulai sejak awal kehamilan sampai bayi berusia 24 bulan. Dampak stunting bukan hanya nampak untuk jangka pendek namun juga jangka panjang. Dampak stunting jangka pendek terletak pada peningkatan kerusakan fisik dan mental yang perpengaruh terhadap kecerdasan dan prestasi di sekolah serta meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan dan perawatan balita stunting.

Sedangkan dampak stunting jangka panjang dapat menyebabkan lemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko tertular penyakit dan memiliki sosial ekonomi yang rendah karena menurunnya kualitas usia produktif di masa yang akan datang.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Guna mencegah terjadinya stunting, maka perlu memperhatikan kualitas dari pangan yang dikonsumsi dengan memilih bahan pangan dan menyusun menu dengan tepat untuk tiap kali makan dengan menerapkan konsep pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).

Pangan beragam yaitu pangan yang dikonsumsi terdiri dari berbagai macam kelompok pangan diantaranya makanan pokok berpati, sayuran hijau, buah dan sayur sumber vitamin A, buah-buahan dan sayur-sayuran lain, jeroan, daging dan ikan, telur, polong, kacang dan biji-bijian serta susu dan produk susu.

Guna mengetahui keragaman konsumsi seseorang, alat ukur yang biasa digunakan yaitu Individu Dietary Diversity Scale (IDDS) dan dikatakan keberagamannya tinggi apabila seseorang mengonsumsi 7-9 kelompok pangan, sedang 4-6 kelompok pangan, dan rendah 0-3 kelompok pangan.

Pangan bergizi yaitu pangan yang dikonsumsi mengandung zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang besar (satuan gram/orang/hari) seperti karbohidrat, lemak, protein.

Sedangkan zat gizi mikro adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil (miligram/ mikrogram/gram/hari) contohnya vitamin dan mineral. Sedangkan pangan seimbang yaitu sesuai dengan kebutuhan asupan per hari berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas, dan keadaan fisiologis lain seperti hamil dan menyusui.

Seimbang juga diartikan kesesuaian jumlah antar waktu makan yaitu 2 kali snack (pagi dan sore) dan 3 kali makan (pagi, siang, malam). Guna mengetahui angka kecukupan gizi harian dapat merujuk pada Permenkes RI No 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia (terlampir). Namun berdasarkan Permenkes No 28 Tahun 2019, rata-rata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia adalah 2100 kkal.

Terakhir, pangan aman yaitu pangan yang dikonsumsi terbebas dari cemaran fisik (rambut, kuku, potongan kayu, kerikil, tanah, logam seperti jarum, stamples), cemaran kimia (alami berasal dari bahan pangan itu sendiri seperti HCN dalam singkong.

Dapat pula berasal dari bahan tambahan yang tidak dipergunakan dalam pangan), dan cemaran biologis (semut, ulat, bakteri, jamur, dll) yang dapat mengganggu, merugikan ataupun membahayakan secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia. Apabila ibu hamil mengonsumsi pangan B2SA maka diharapkan dapat mencegah kejadian stunting pada bayi yang dilahirkan dan dapat mewujudkan Generasi Emas 2045. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry