BOJONEGORO | duta.co – Bojonegoro Kampung Pesilat (BKP) menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya atas insiden pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum pesilat saat melakukan konvoi kepada 2 jurnalis saat melakukan tugas liputan, yakni Misbahul Munir dari media regional jatimnow.com dan Mochamad Riski dari media lokal blokbojonegoro.com, Kamis (5/1/2023) malam kemarin.

Ketua BKP Wahyu Subakdiono, Melalui Juru Bicaranya Sasmito Anggoro yang juga sekretaris BKP, menyampaikan permintaan maaf yang mendalam kepada dua rekan Jurnalis yang saat itu sedang melakukan liputan ketika ada peristiwa konvoi dengan jumlah masa yang tidak sedikit dan diduga dari oknum anggota pencak silat.

“Kami dari seluruh pengurus BKP dan penggiat pencak silat di Kabupaten Bojonegoro meminta maaf kepada rekan jurnalis Bojonegoro, khususnya atas nama Mas Munir dan Mas Riski atas insiden yang terjadi,” ujar Sasmito Anggoro, Sabtu (7/1/2023).

Sasmito juga menjelaskan bahwa peristiwa konvoi dengan ratusan sepeda motor yang terjadi dan memasuki wilayah Kabupaten Bojonegoro tersebut, datang dari berbagai wilayah diantaranya kabupaten Tuban, Lamongan, Blora, dan Nganjuk, mereka datang setelah membaca postingan dari sosmed bahwa ada rekannya yang menjadi korban penganiayaan.

Kemudian mereka masuk ke Bojonegoro dan berkumpul kemudian melakukan konvoi menuju wilayah Kecamatan Kalitidu, dan saat itulah ada dua Jurnalis yang ditengarai tidak mengenakan identitas jurnalisnya sedang menjalankan liputan aksi konvoi kemudian mendapatkan perlakuan dugaan penganiayaan dari oknum peserta konvoi yang tidak dikenal dan dari mana asalnya.

“Saya sudah bertemu dengan keduanya dan berkomunikasi langsung serta meminta maaf atas insiden tersebut, dan kondisinya Alhamdulillah teman kita wartawan ini dalam keadaan baik-baik saja, mereka mengalami luka memar di bibir, serta trauma,” lanjut Sasmito Yang juga Jurnalis ini.

Dengan adanya insiden tersebut, dirinya mengaku bahwa BKP sudah melakukan koordinasi dengan seluruh Ketua Perguruan Pencak Silat di Kabupaten Bojonegoro untuk terus melakukan komunikasi dengan anggotanya hingga tingkat bawah agar tidak mudah percaya dengan postingan yang ada di media sosial.

Disebutkan juga peristiwa konvoi ini berawal dari adanya anggota oknum perguruan pencak silat yang mendapatkan perlakuan dugaan penganiayaan dan kemudian muncul postingan di Media sosial dan membuat ratusan masa dari luar Bojonegoro datang ke Bojonegoro kemudian melakukan konvoi di jalan, dan rata rata para peserta konvoi ini berasal dari Komunitas yang anggotanya dari pencak silat tertentu.

“BKP juga meminta maaf kepada masyarakat Bojonegoro, atas kejadian ini, dan kami para ketua cabang pencak silat sudah koordinasi untuk melakukan tindakan sikap tegas bagi anggota pencak silat yang melakukan konvoi dan menganggu Kamtibmas di masyarakat,” tegasnya.

Kejadian tersebut menjadikan pelajaran bagi BKP untuk melakukan pembenahan di tubuh Pencak silat masing masing oleh Perguruan Pencak Silat yang ada agar tidak terulang lagi, dan bersama sama pihak keamanan akan terus melaksanakan patroli baik pengurus BKP tingkat kecamatan maupun Kabupaten agar tidak ada peristiwa konvoi terjadi lagi sehingga menganggu kondusivitas Bojonegoro.

Untuk semua persoalan dan kasus yang terjadi, BKP bersama ketua Perguruan Pencak Silat di Bojonegoro menyerahkan kepada Polres Bojonegoro guna melakukan penegakan supremasi hukum yang berlaku. (abr)