PELECEHAN: Kapolsekta Mojoroto, Kompol Didit Prihantoro saat menggelar mediasi antara Jamaah Mushola As – Shomad dengan keluarga pelaku. (Duta.co/Nanang)
PELECEHAN: Kapolsekta Mojoroto, Kompol Didit Prihantoro saat menggelar mediasi antara Jemaah Mushola As – Shomad dengan keluarga pelaku. (Duta.co/Nanang)

KEDIRI | duta.co – Sudah empat bulan ini jemaah Musholla As – Shomad Kelurahan Tamanan RT. 06 RW. 01 Kecamatan Mojoroto merasa tidak nyaman. Puncaknya saat sejumlah kitab di dalam musholla dirobek, sebagian dimasukkan ke lubang WC, disebar ke jalan dan sisanya dibakar di halaman musholla. Sejumlah tokoh NU pengasuh PP. Lirboyo pun juga dilecehkan.

Jemaah emosi atas ulah Ahmad Rizal (36) warga setempat, apalagi telah dua kali mengadu ke Kelurahan, namun tidak ada tindakan kepada pelaku.

Puluhan Jemaah awalnya ingin mendatangi Kantor Kelurahan Tamanan, akhirnya diundang pertemuan di Mapolsekta Mojoroto pada , Jumat (10/2/2017) pukul 10.00 wib. Dijelaskan Kyai Basuni, bahwa sebenarnya pihaknya ingin meredam masalah ini dan ingin diselesaikan secara kekeluargaan. Karena dari keterangan keluarganya, Rizal mengalami gangguan kejiwaan sejak Tahun 2000.

“Pertemuan pertama di kelurahan, kami laporkan kejadian ini kemudian didapat kabar pihak keluarga menjamin agar tidak menjadikan keresahan,” jelas Basuni.

Rizal kembali berulah, pada pertemuan kedua, dijelaskan Basuni, pihak keluarga melalui bapaknya, Misnan (75) pensiunan Polri, malah berserah diri atas ulah anak kedua dari tiga bersaudara ini.

“Makanya kami sepakat akan melaporkan ketigakalinya agar ada tindakan pasti, jangan sampai terjadi salah paham. Ini jelas-jelas kasus penistaan agama. Buku perjanjian ini bagian dari kitab suci, bila kemudian dirobek, dibuang ke WC, dibakar dan dibuang seenaknya di jalan, apakah kita akan diam?” imbuh Ketua Takmir Musholla As Shomad.

Seperti kejadian tadi malam, Rizal terlihat membawa kain kafan warna putih sambil mengucap sebagai pasukan langit dan siap mendukung berdirinya negara Islam di Indonesia. “Saya siap berjuang sebagai pasukan dari langit, apapun saya pertaruhkan,” kata Rizal sambil berjalan mondar – mandir, sambil sesekali mengucapkan Kalimat Syahadat.

Sebagai upaya meredam kegelisahan warga, Kapolsekta Mojoroto kemudian mengundang perwakilan jemaah, tim medis dari Puskesmas Campurejo, dan pihak Kelurahan Tamanan untuk menyelesaikan kasus ini secara damai.

“Dari keterangan tim medis, bahwa yang berangkutan menderita kejiwaan dan telah berobat di RS. Menur kemudian dalam pengawasan Puskesmas Campurejo dan sekarang menjadi pasien dr. Ronny Bhayangkara,” jelas Kapolsekta Mojoroto, Kompol Didit Prihantoro.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah warga masih merasa resah. Sebab, mengingat pengalaman sebelumnya, bila kasus ini dilaporkan ke kelurahan atau melalui babinsa atau babinkamtibmas, Rizal makin berulah. “Biasanya setelah kita lapor, kemudian ada petugas datang ke rumah, akhirnya kita dihalangi jemaah ke musholla. Sambil ditanya, siapa yang lapor,” jelas Ahmad Zubaeri, salah satu pengurus musholla. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry