Warga Desa Pandean yang mengadu ke Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan. (DUTA.CO/ABDUL)

PASURUAN | duta.co – Belasan warga asal Desa Pandean, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan, Kamis (19/10/2017) siang. Mereka yang datang didampingi aktivis peduli hukum dari warga, langsung diterima Komisi III, yang dipimpin Syamsul, didampingi 8 anggota lainnya di salah satu ruang pertemuan.

Kedatangan warga desa sebagian para ibu-ibu, mengadukan adanya pembuangan limbah yang dugaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) di lahan milik Detasemen TNI AU, yang masuk Desa Curah Dikuh, Kecamatan Kraton. Dalam pertemuan, warga mendesak agar pembuangan limbah itu, segera dihentikan. Pasalnya, sudah ada 13 warga sekitar jadi korban dan 4 orang diantaranya mengalami luka bakar.

Gunawan, salah satu pendamping warga mengungkapkan bahwa persoalan pembuangan limbah yang disinyalir milik salah satu perusahaan berinisial M dari Surabaya, sengaja di buang di lahan milik TNI AU.

“Kami melihatnya apakah itu ulah oknum atau bukan, yang jelas akibat pembuangan limbah itu, berdampak belasan warga menjadi korban, “katanya, di hadapan anggota Komisi III, Kamis (19/10/2017).

Menurut dia, dari belasan korban yang mengalami luka bakar serius dan saat ini masih dirawat intensif yakni Mustofa (31), warga Dusun Jati, Desa Remban, yang rumahnya berdekatan dengan lokasi pembuangan. “Mustofa jadi korban saat lewat di pembuangan limbah. Ia terpersok kedua kaki dan kedua tangannya melepuh dan gatal-gatal setelah alami kejadian itu dan sulit disembuhkan, “ucap Gunawan.

Poniah, orang tua Mustofa yang ikut dalam pertemuan tersebut, menyesalkan tindakan pihak TNI AU yang sengaja membuang limbah secara sembarangan.

“Dulu di lokasi itu tak ada limbah. Banyak anak sekitar bermain dan mengembala kambing dan tidak ada kejadian dialami mereka selama tahunan. Tapi sejak ada pembuangan limbah, anak saya jadi korbannya dan saya habis uang banyak untuk mengobatinya, “beber dia.

Dikatakannya, akibat luka bakar itu, kedua kakinya dan tangannya kulitnya  warnanya memutih dan terus berdarah dan dirasakan panas. Tak hanya itu, upaya berobat ke RSUD Bangil yang menggunakan BPJS Kesehatan juga tak menyembuhkannya. Bahkan makin parah kondisinya.

“Kemarin anak saya didatangi anggota TNI AU diberi santunan Rp 500 ribu dan disuruh tanda tangan agar tak menuntut. Ini kan gak benar, “ungkap Poniah, lalu menangis.

Sementara itu, hingga Rabu (18/10/2017) malam, aksi pembuangan limbah tersebut tetap terjadi, meski beberapa pekan lalu, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, sudah mendatangi lokasi pembuangan limbah tersebut. “Saya melihat sendiri, limbah itu dibuangnya di lokasi pembuangan meski sudah banyak warga yang jadi korbannya, “tandas Azis, seorang warga yang ikut pertemuan.

Ketua Komisi III, Rusdi meminta warga agar bersabar dan pengaduan warga akan ditindak lanjuti dengan memintai sejumlah keterangan dari pihak terkait. “Tentunya kami akan tindak lanjuti dengan mintai keterangan dari DLH, Satpol PP dan pihak TNI AU. Setelah itu kami bisa memberikan kesimpulan. Meski ada surat pernyataan korban, tapi tak serta merta hilangkan kejadian itu,” jelas Rusdi, sebelum akhiri pertemuan. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry