Aliansi Santri Indonesia (ASI) saat long march di depan gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017). (duta.co/huda)
PECAT: Aliansi Santri Indonesia (ASI) saat long march di depan gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017). (duta.co/huda)

JAKARTA | duta.co — Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Santri Indonesia (ASI) menggeruduk Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, 164 Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017). Mereka mendesak Rais Aam PBNU (KH Ma’ruf Amin) dan Ketua Umum PBNU (KH Said Aqil Siradj) mencopot Sekjen PBNU (Helmy Faishal Zaini). Pasalnya, Sekjen dengan terang-terangan mendukung pasangan calon gubernur nomor urut 1 Agus-Silvy.

Koordinator ASI Rusdi dalam rilisnya menjelaskan, PBNU adalah rumah untuk para ulama bukan rumah untuk para politisi partai. Untuk itulah, katanya, kembalikan PBNU pada khittah perjuangan NU. “Kami meminta Syuriah segera mencopot Sekjen karena telah menciderai nama baik PBNU,” ungkapnya.

Dalam aksinya, ASI melakukan long march di depan gedung PBNU, sambil membawa berbagai spanduk, poster “Aliansi Santri Indonesia”, mereka meneriakkan yel yel “copot Helmy Faisal, copot Helmy Faisal”. Namun, aksinya berjalan beberapa menit saja lantaran terjadi bentrokan (chaos) pasukan Banser dan Polisi mengadang dan membubarkan masa aksi. Mereka-pun tungganglanggang berhamburan karena kalah nyali. “Bagaimana tidak lari, mereka nyerang duluan,” ujar Rusdi kepada duta.co.

Dikatakannya, bahwa demo yang dilakukan ASI resmi (legal) sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian, dan ASI ingin menyampaikan uneg-unegnya dengan baik dan damai, akan tetapi ASI belum menyampaikan aksinya tiba-tiba sudah disuruh bubar. “Kami belum komunikasi dengan PBNU, tapi sudah disuruh bubar duluan,” pungkas Rusdi.

Selang beberapa menit, Wakil Sekjen PBNU, Isfah Abidal Aziz, menemui massa aksi dan menanyakan asal-usul para pengunjuk rasa. Isfah juga mempertanyakan beberapa peserta perempuan yang tidak mengenakan kerudung.

“Ketika kita tanya mereka santri mana. Mereka tidak bisa menjawab, ketika kita tanyakan beberapa hal pokok tentang pengetahuan-pengetahuan santri. Mereka juga tidak tahu dan tidak bisa menjawab,” katanya kepada wartawan di gedung PBNU.

Dijelaskannya, budaya dan adab sebagai seorang santri adalah menjaga sopan santun, santriwan memakai kopiyah dan santriwatinya memakai kerudung, terlebih mereka harus memahami budaya dan adab pada orang tua. “Yang perempuan juga tidak berkerudung, itu salah satu bukti mereka bukan santri,” jelas Alex panggilan akrabnya.

Menurut Alex, ASI tidak mencerminkan sebagai seorang santri yang menyalurkan aspirasinya. “Mereka datang kita sudah tanyakan baik baik. Ini santri dari mana. Kalau dalam tradisi NU kita tidak mengenal model-model macam itu. Kalau memang ada sesuatu yang ingin disampaikan. Sampaikanlah dengan baik datanglah ke PBNU. Kita sebagai tamu dengan baik,” pungkasnya.

Selain itu, beredar di media sosial video testimoni Sekjen PBNU yang berdurasi sekitar 15 menitan, Sekjen berbicara tentang sosok dan ketokohan AHY. Saat dikonfirmasi, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan, bahwa PBNU selalu terbuka untuk siapa saja yang akan melakukan silaturrahmi. Setelah menerima Cagub DKI Sandiaga S Uno beberapa waktu lalu, PBNU menerima AHY. “Tadinya, PBNU akan menerima semua paslon secara bergiliran, tetapi setelah itu terjadi peristiwa 411 dan 212, sehingga tidak memungkinkan,” pungkasnya. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry