Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bondowoso Hj. Haeriyah Yuliati saat ditemui awak media (duta.co/haryono)

BONDOWOSO | duta.co – Ramainya pemberitaan tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Daksa bernama Muhammad Hendra Afriyanto, yang diminta mengundurkan diri dari kelas VII SMP Negeri 2 Tamanan Bondowoso oleh guru dan kepala sekolah.

Dari hal tersebut mengundang reaksi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bondowoso, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Haeriah Yuliati, dikonfirmasi Rabu (5/8) kemarin mengaku telah menerjunkan tim untuk turun langsung ke sekolah.

“Tim sudah turun hari ini, tunggu hasilnya aja nanti, Saya masih belum bisa memberikan statement dalam hal ini”. ungkapnya

Ia sendiri masih belum bisa memberikan informasi lebih lanjut. Karena, masih akan menunggu hasil monitoring permasalahan ini yang ada di lembaga pendidikan tersebut.

Yang mana sebelumnya, pelajar ABK bernama Muhammad Hendra Afriyanto warga Desa Kemuning Kecamatan Tamanan itu diminta mundur karena keterbatasan fisiknya sebagai ABK daksa yang dinilai oleh guru sebagai kendala untuk mengikuti pendidikan di sekolah tersebut. Akibat peristiwa tersebut, bocah polos ini menangis tersedu dan masih trauma.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Tamanan, Murtaji, membantah pihaknya meminta Hendra untuk mengundurkan diri dari sekolah. Ia menyebut, justru orang tua Hendra sendiri yang berinisiatif meminta untuk anaknya mundur dari SMPN 2 Tamanan.

“Tidak benar itu. Jadi kemarin orang tuanya datang ke sekolah, minta konsultasi. Ibunya sendiri kok, yang bilang, ingin memindahkan anaknya ke SLB,” ujar Murtaji saat dikonfirmasi melalui telepon pada Selasa (04/8) pagi.

Murtaji menegaskan, kedatangan orang tua Hendra ke sekolah, murni atas inisiatif sendiri, bukan karena dipanggil pihak SMPN 2 Tamanan. Atas permintaan “pengunduran diri” Hendra itu, pihak sekolah mengaku masih akan merapatkannya.

“Ini kita masih koordinasi, tapi tetap sekolah di sini. Memang sekolah di Bondowoso, harus menerima. Memang di sini, ada yang seperti itu, tapi bisa menulis. Sudah ya, saya masih ada urusan rapat, nanti kita sambung lagi ya,” ujarnya.

Usai dikonfirmasi, menurut Suyadi dan Asyati, orang tua siswa ABK Daksa itu, ada tiga orang guru yang mendatangi mereka. Untuk menyampaikan permohonan maaf. Mereka juga membawa kembali buku pelajaran milik Hendra yang sebelumnya sudah dikembalikan kepada pihak sekolah.(yon)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry