JALUR MAKAR?: Gorong-gorong DPR RI Senayan, Jakarta. Sekjen FUI Muhammad Al-Khaththath (foto bawah) disebut mau makar menduduki DPR lewat gorong-gorong tersebut. (detik)

JAKARTA | duta.co – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Umat Islam Muhammad Al Khathath dituduh akan makar menduduki DPR dengan masuk melalui gorong-gorong. Pihak Al Khathath menyebut informasi kepolisian iitu tidak masuk akal.

Muhammad Al-Khaththath (ist)

“Tidak masuk akal. Ngapain masuk lewat gorong-gorong, emangnya tikus,” kata Achmad Michdan, pengacara Al Khathath,  di Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Michdan yang sudah melakukan pendampingan saat Al Khathath dan kawan-kawan diperiksa menyatakan, penyidik juga tidak pernah menyampaikan atau menanyakan hal itu saat pemeriksaan.

Michdan menyebut informasi mengenai makar melalui gorong-gorong kompleks DPR itu tidak sesuai dengan logika berpikir. Al Khathath dan kawan-kawan, kata Michdan, merupakan sosok yang sering berkunjung ke DPR.

“Kalau sekarang mereka mau masuk lewat gorong-gorong, bukankah itu malah membuat marah para anggota dewan yang merupakan tuan rumah. Kalau masuknya saja lewat gorong-gorong ya tidak mungkin diterima oleh anggota dewan,” ujar Michdan.

Michdan juga meminta polisi mengungkap dengan jelas siapa pemberi informasi mengenai ‘makar via gorong-gorong’ tersebut. “Sebut saja siapa yang mengungkap dan siapa itu perencananya. Kalau itu Al Khathath tidak mungkin,” tutur Michdan.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyebutkan massa akan masuk ke Gedung DPR dengan beberapa alternatif, yakni melalui gorong-gorong dan menabrak pintu belakang DPR dengan mobil. Hal itu sudah ditemukan dalam berbagai rapat atas permufakatan makar.

“Ada tujuh pintu dari hasil rapat itu, ada gorong-gorong nanti lewat situ bisa masuk. Jadi dengan asumsi bahwa jika semua massa sudah masuk Gedung DPR, akan kesulitan untuk dikeluarkan. Ini sudah ada pemufakatan, sudah ada niat yang dihasilkan daripada rapat itu,” kata Kombes Argo di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (3/4/2017).

Namun polisi belum mengetahui inisiatif rencana tersebut. Ia mengaku sedang terus mendalami kasus dugaan permufakatan makar.

“Ya itu dalam satu rapat pertemuan di situ, kita sudah dalami ya. Kemudian juga bahwa untuk melakukan revolusi ini itu nanti akan di selenggarakan setelah tanggal 19 April, setelah pencoblosan, nanti akan baru dilaksanakan, itu udah direncakan di situ, terkait dengan pertemuan itu,” tutur Argo. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry