Direktur Riset Median, Sudarto menunjukan grafik elektabilitas cagub-cawagub yang fluktuatif, Senin (6/2). Survei terbaru Median menunjukan elektabilitas pasangan Ahok-Djarot menempati urutan teratas.|DTK

HASIL DUA LEMBAGA SURVEY ATAS PILKADA DKI JAKARTA

Direktur Riset Median, Sudarto menunjukan grafik elektabilitas cagub-cawagub yang fluktuatif, Senin (6/2). Survei terbaru Median menunjukan elektabilitas pasangan Ahok-Djarot menempati urutan teratas.|DTK

Hasil terbaru dua lembaga survey terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang dirilis, Senin (6/2) kemarin, sama-sama menempatkan pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat diurutan teratas. Namun kedudukan mereka terancam jika Pilkada berlangsung dua putaran.

ELEKTABILITAS pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, jelang coblosan yang digelar 15 Februari mendatang terus beranjak naik. Hasil ini terekam dalam rilis dua lembaga survey, yakni Media Survei Nasional (Median) dan Populi Center.

Dari hasil survey Populi Center yang dirilis di kantor Populi Center, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/2) kemarin, menempatkan Ahok-Djarot diperingkat pertama dengan persentase 40%, disusul oleh Anies-Sandi dengan persentase 30,3% dan Agus-Sylvi sebesar 21,8% di posisi ketiga.

Survei Populi dilakukan pada 28 Januari hingga 2 Februari 2017 di enam wilayah DKI Jakarta. Terdapat 600 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei kurang-lebih 4% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil tak jauh berbeda juga terlihat hasil survey Median dengan melibatkan 800 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta ini. Metode pemilihan sampel yang dilakukan secara acak dengan teknik multistage random sampling dan margin of error plus minus 3,4 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Survey yang dilakukan pada 29 Januari hingga 2 Februari 2017 tersebut menempatkan Ahok-Djarot diurutan teratas dengan memperoleh 29,8 persen, sedangkan pemilih Anies-Sandiaga 27,8 persen, dan pemilih Agus -Sylviana 26,1 persen.

Melihat hasil tersebut, besar kemungkinan Pilkada DKI bakal berlangsung dua putaran. Jika hal itu terjadi, kedudukan pasangan Ahok-Djarot bakal terancam. “Suara untuk Ahok-Djarot masih lebih kecil bila suara untuk Anies dan Agus digabung. Inilah yang kemudian menjadi penjelasan kenapa di lembaga-lembaga survei sepakat bahwa kalau (Pilkada) dua putaran, Ahok pasti kalah,” kata Direktur Riset Median, Sudarto, dalam rilis kemarin.

Penjelasan ini dikuatkan dengan jawaban responden terhadap pertanyaan apakah Ahok sebaiknya tetap memimpin Jakarta atau diganti tokoh lain. Sebanyak 45,5 persen responden memilih agar tokoh lain yang memimpin Jakarta, dilanjutkan dengan 38,3 persen responden yang setuju Ahok memimpin lagi, dan 16,3 persen responden yang tidak menjawab.

Hasil prediksi Median tersebut, berbeda dengan penelitian Populi Center. Berdasarkan prediksi Populi Center berdasar tren elektabilitas masing-masing pasangan calon, Peneliti Populi Center Nona Evita memprediksi Pilkada DKI Jakarta tidak menutup kemungkinan digelar satu putaran. Pasangan petahana diprediksi akan memenangi satu putaran dengan kemenangan tipis atas pesaingnya.

“Dengan tren seperti sekarang ini, maka estimasi kasar untuk elektabilitas setelah debat ke tiga adalah 19 persen untuk Agus-Sylvi, 46 persen Ahok-Djarot dan 34 persen untuk Anies-Sandi. Sehingga dengan mempertimbangkan plus minus margin of error, masih terbuka peluang satu putaran dengan kemenangan yang tipis,” papar Nona. * dtk, kcm, mdk, okz

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry