Prosesi santri (WBP) Ponpes Mini Masjid At-Taubah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tuban mengikuti wisuda kelulusan.

TUBAN | duta.co – Sedikitnya 58 Warga Binaan Pemasarakatan (WBP) mengikuti wisuda dan dinyatakan lulus penilaian dari kelas iqra’, fasholatan, Alquran, hingga kitab kuning, Pondok Pesantren Mini Masjid At-Taubah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tuban.

Kepala Lapas Kelas IIB Tuban, Siswarno saat dikonfirmasi duta.co di sela-sela acara wisuda yang digelar di Aula Raden Said kompleks Lapas Tuban. Selasa (8/3/2022) menuturkan hari ini merupakan pelaksanaan wisuda santriwan-santriwati yang sebelumnya menimbah ilmu atau belajar ilmu agama  mondok di Pesantren Mini Masjid At-Taubah Lapas Tuban.

“Ada 53 santri laki-laki dan 3 santri perempuan yang ikut dalam wisuda kali ini, yakni santri yang lulus kelas fasholatan ada 19 orang, iqra’ ada 17 orang, Alquran ada 15 dan kitab kuning ada empat orang,” terangnya.

Lebih lanjut, Siswarno menjelaskan program pondok pesantren di dalam Lapas tersebut telah berlangsung sejak tahun 2019. Tercatat sejat tahun 2019 hingga 2021 sebanyak 245 orang telah diwisuda. Sedangkan lulusan wisuda kali in merupakan angkatan ke-6 sejak program tersebut dilaksanakan.

Pria asal Desa Mrutuk, Kecamatan Widang ini juga menambahkan program pondok pesantren mini Masjid At-Taubah Lapas Tuban bertujuan untuk mewujudkan akhlak yang baik serta untuk meningkatkan pengetahuan bidang keagamaan bagi para warga binaan .

“Dengan adanya program tersebut kami berharap dapat mewujudkan mewujudkan akhlak yang baik serta pengetahuan yang luas, sehingga setelah keluar dari sini bisa mengamalkan ilmunya yaitu ilmu agama,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan selama pendidikan pondok pesantren mini yang terbagi dalam empat kelas tersebut proses dilaksanakan setiap hari Senin-Kamis, mulai pukul 08.00-10.00 WIB. Setiap WBP yang ikut dalam program pondok pesantren mini langsung menyesuikan dan mengikuti jadwal yang telah ditentukan.

“Belajar agama kan tidak sama dengan sekolah umum, ada yang cepat menghafal ada pula yang harus belajar bertahap,” katanya.

Ia juga mengatakan dalam proses belajar mengajar di Pondok Pesantren mini melibatkan sedikitnya 17 pengajar, dimana 14 orang diantaranya merupakan staff Lapas Kelas II Tuban, sedangkan 3 pegajar  lainnya dari luar Lapas

Sementara itu, Muhsin salah satu santri  asal Lamongan yang ikut dalam wisuda menuturkan dengan adanya program Ponpes mini, ia merasa ada perubahan besar dari sisi spiritual. Ia mengaku selama satu tahun setengah terakhir, ia telah hatam tiga kali Alquran.

“Banyak teman-teman yang dulunya belum pernah mengaji, di Lapas baru ada kesempatan dan sudah mahir,” pungkasnya. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry