LONGSOR: Tanggul wedok di Desa Gedangan, Kecamatan Maduran, Lamongan, yang mengalami pergeseran (sliding). Tanggul itu kini sudah ditanggulangi secara darurat. (duta/kadam mustoko)

LAMONGAN | duta.co – Meski banjir di bataran Bengawan Solo di Lamongan  ini mulai surut, tampaknya masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, akibat tergerus air, tanggul luar atau tanggul wedok sungai Bengawan Solo yang ada di Desa Gedangan, Kecamatan Maduran mengalami sliding (geser atau longsor).

Camat Maduran Harwah Yutomo mengungkapkan salah satu titik tanggul wedok Bengawan Solo yang ada di wilayahnya mengalami sliding. “Yang sliding masuk Desa Gedangan dengan panjang sliding sekitar 100 meter dan kedalaman mencapai 4 meter,” kataanya, Rabu (28/2).

Tanggul yang sliding ini, terang camat Harwa, akibat tingginya debit air Bengawan Solo. “Karena debit air tinggi, sehingga menggerus tanggul, sehingga mengalami sliding,” katanya.

Menghadapi tanggul sliding ini, pihaknya bersama BPBD, Dinas PU Pengairan dan warga bergotong royong untuk menanganinya. Tanggul ini dipasang gedek guling dengan pemancang bambu. “Tanggul sliding ini dibenahi agar tidak jebol,” ungkapnya.

Sementara, Kasi Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan Jannata SMP menyatakan, penanganan yang sudah dilakukan penanganan secara darurat.  Penanggulangan itu di antaranya dengan memasang tiang bambu dengan anyaman bambu. “Selain itu, di sekitar tanggul juga sudah diberi karung yang berisi pasir,” ungkap Jannata.

Sekedar diketahui, hingga saat ini tanggul wedok Bengawan Solo yang ada di wilayah Kecamatan Maduran sudah dua kali ini mengalami sliding. Tahun 2017 lalu, tanggul tersebut juga sempat mengalami sliding dan saat ini terjadi di Desa Gedangan.

Sementara, banjir yang menggenang di enam kecamatan di Lamongan akibat luapan sungai Bengawan Solo sudah mulai surut. Status Bengawan Solo di Lamongan pun  sudah turun ke siaga kuning.

Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, sebanyak 17,6 ton beras sudah didistribusikan ke korban banjir yang tersebar di 6 kecamatan di Lamongan. “Untuk sembako, sudah kami salurkan di dua kelurahan yang ada di Babat, yakni kelurahan banaran 246 paket saembako dan kelurahan babat 241 paket. Kemudian untuk beras, kita sudah salurkan di enam kecamatan, sejumlah 17,6 ton,” terang Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan M Muslimin.

Di samping bantuan sembako dan beras, lanjut Muslimin, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan bahan material. Untuk bahan material, lanjut Muslimin, yaitu anyaman bambu (gedek) 35 lembar, bambu (bongkotan) 60 buah, glangsing 1500 dan juga terpal sebanyak 10 lembar.

“Material ini kami salurkan ke wilayah Kecamatan Maduran yang digunakan untuk mengantisipasi atau untuk penanganan darurat yang ada di dua desa di kecamatan ini,” terang Muslimin yang menyebut dua desa di Kecamatan Maduran, yaitu Desa Gedangan dan Desa Blumbang.

Selain bantuan material dan sembako, lanjutnya, Pemkab Lamongan juga sudah mendistribusikan bantuan bantuan selimut dan obat-obatan untuk para korban banjir. “Berdasarkan perkiraan dari BMKG, curah hujan di akhir februari ini masih terus terjadi, mungkin hingga sampai akhir maret. Bisa saja kondisi di Lamongan nggak hujan, tapi di hulu hujan,” terang Muslimin yang meminta agar warga tetap berhati-hati dengan kondisi ini. dam, det

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry