KREATIF : Kasat Binmas AKP. Bowo Wicaksono bersama wayang edukasi (duta.co/Andik Wijaya)

Isuk ono ing sekolahan SD Karang Dempel, Bu Guru nakoni siji siji murid e kanti tema cita-cita mbesuk yen wes gede

Bu Guru :  anak-anak kudu sregep sinau supoyo mbesuk yen wes gede biso keturutan opo sing dadi cita citane. Limbuk sesuk yen wes gede pengin dadi opo? (ibu guru nakoni salah sijine murid e)

Limbuk :  Inggih ibu guru, kulo mbenjang menawi sampun ageng kepingin dados dokter, dados istri ingkang sholeha, gadah rumah sakit piyambak, griya ingkang ageng ugi mewah

Bu Guru : Wah cita-citamu apik tenan, tapi Limbuk kudu sregep sinau, bakti marang wong tua, mugo-mugo kaleksanan opo kang dadi cita citamu

Penggalan cerita di atas, terjadi dari salah satu ruangan di Polres Pare saat menerima kunjungan sejumlah siswa-siswa sekolah dasar. Dengan gaya cerita seperti dalang sedang memainkan lakon di pentas pewayangan, terlihat begitu mahir memainkan wayang-wayang di tangannya. Sosok tersebut adalah seorang polisi berdinas di Polres Kediri, AKP. Bowo Wicaksono atau di kalangan anak-anak akrab disapa Dalang Ndan Bowo.

Atas amanat diberikan pimpinan kepadanya sebagai Kasat Binmas, cara ini merupakan bentuk nyata inovasi mendongeng melalui media wayang. Menjadikan unik, wayang-wayang tersebut dibuat secara sederhana dengan menggunakan bahan kardus bekas atau bekas nasi kotak yang tidak terpakai, kemudian dirakit, digunting serta diberi bahan pewarna. Adapun tokoh wayang yang dibuat, merupakan figur yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Seperti tokoh karakter anak sekolah, guru, polisi, orang tua, tokoh agama selain tokoh antagonis seperti preman ataupun anak nakal. Tujuan dari ciptakan inovasi, tidak lain lebih mudah memberikan edukasi mengenai budi pekerti, tata tertib berlalu lintas, juga tentang cerita umum terjadi di masyarakat,” ungkapnya.

Dengan Wayang Edukasi, begitu Dalang Ndan Bowo menamainya, cerita atau dongeng yang disajikan akan lebih terasa layaknya hiburan, namun juga bisa mendidik. Bukan hanya wayang, saat menjabat Kapolsek Pagu, dirinya juga membuat perpustakaan keliling pada salah satu ruangan di Mapolsek Pagu.

Disinggung kenapa membuat wayang edukasi ini, dituturkan Ndan Bowo berawal dari banyaknya tumpukan kardus bekas makanan yang tidak terpakai. “Kemudian saya desain menjadi sebuah wayang modifikasi. Tokoh pewayangan kita kemas sesuai yang ada di masyarakat saat ini. Untuk tokoh karakter, ada tokoh karakter protagonis merupakan sosok baik wajib ditiru dan tokoh antagonis, sosok yang jelek jangan ditiru,” jelasnya.

“Karena anak-anak lebih menyukai dongeng visualisasi maka ke depannya wayang edukasi ini bisa digunakan untuk media informasi layanan ke masyarakat tentang penyuluhan bahaya narkoba dan miras, kenakalan remaja, tertib berlalulintas, perangi hoax dan lain lain,” imbuhnya.

Pada akhir pertemuan, AKP. Bowo Wicaksono, menyampaikan keinginan apa yang dia lakukan adalah ingin selalu bermanfaat buat masyarakat sekecil apapun dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Seperti pesan dari kedua orang tuanya selalu diingat hingga sekarang.

“Ngger cah bagus, dak suwun uripmu kudu tansah urup,  biso ngurupi sak kiwo tengenmu, biso gawe Kamulyaning liyan,” ucapnya. (and/nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry