HEARING: Warga saat di ruang paripurna DPR saat melakukan hearing dengan perwakilan pertamina (duta.co/syaiful adam)

TUBAN | duta.co -Proses hearing antara perwakilan Pertamina dan warga Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang difasilitasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban. Kamis (4/1/18) masih belum menemukan titik temu.
Hearing sosialisasi pembebasan lahan pembangunan Kilang Minyak Pertamina Rosneft  dilaksanakan di ruang Paripurna DPRD Tuban terus mendapatkan penolakan dari warga sekitar. Bahkan pertemuan sempat memanas saat perwakilan Pertamina memaparkan pembangunan kilang ‎di Kabupaten Tuban.
Penyampaian teknis yang di ungkapkan perwakilan pertamina ternyata membuat sebagian besar warga yang mayoritas bekerja sebagai petani itu langsung menyelah penyampaian yang di ungkapkan ‎
“Pokoknya kami tidak akan menjual,” ungkap salah seorang perwakilan warga ‎yang menyela kalimat perwakilan Pertamina, sambil berdiri dari tempat duduknya.
Teriakan tersebut membuat warga lainnya terprovokasi dan langsung berteriak menolak‎ dihadapan perwakilan pertamina dan anggota DPRD, Komisi A yang memediasi pertemuan mereka.
Penolakan sejumlah warga tersebut bukan tanpa sebab, mereka beralasan lahan persawahan yang dimiliki saat ini merupakan satu-satunya mata pencarian mereka selain menjadi pemukiman mereka‎
“Kami menolak tanah kami  karena tanah itu produktif, itu tempat mencari nafkah, apalagi sampai pemindahan kampung, jelas kami menolak,” ungkap Suwarto.‎
Lebih lanjut Suwarto menyampaikan soal harga, warga tidak mau membicarakanya, sebab seberapapun harga yang akan ditawarkan, warga tetap tidak mau, karena intinya mereka tidak menggingnkan adaanya pembangunan kilang di Tuban.
“Kami tidak mau terjerumus di lobang yang sama, sudah banyak contohnya, misalnya warga Kecamatan Kerek, ‎yang jadi lahan pertanianya menjadi pabrik semen, serapan tenaga kerja minim, TPPI yang ada di Jenu sama saja tidak ada yang bisa diharapkan,” jelasnya.
Dikesempatan yang sama ‎ Vice President AsSet Investment Pertamina, Achmad Syaihu Rais, menanggapi penolakan yang disampaikan sejumlah warga mengungkapkan, penolakan merupakan hal yang lumrah, karena pengalaman dibeberapa tempat, hampir selalu ada penolakan. Namun pihaknya bersyukur karena sudah dipertemukan secaa langsung dengan warga bertatap muka dan menggali aspirasi dari mereka.
“Saya kira bagus, sudah ada komunikasi, soal penolakan itu sudah lumrah terjadi, kami tentunya akan mengefaluasi ulang dan akan berkomunikasi lebih baik dengan warga,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Tuban, Agung Supriyanto mengungkapkan, dewan perwakilan rakyat akan mengagendakan pertemuan kembali, karena pertemuan yang dilaksanakan hari ini belum membuahkan hasil, baik Pertamina maupun warga kata Agung memiliki keinginan masing-masing yang harus ditemukan agar tidak ada yang diruggikan.
“Karena hari ini belum ada kesepakatan, makan akan diagendakan kembali,” katanya (Sad)‎

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry