Amin Baco, yang diduga kuat calon 'amir' ISIS di Asia Tenggara (ist)

MANILA | duta.co – Pemerintah Filipina mengklaim perang melawan kelompok militan Maute pro-Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur, wilayah otonomi muslim Mindanao sudah berakhir. Namun, mereka masih cemas perlawanan baru akan bangkit karena diduga bakal ada pewaris meneruskan benih perlawanan itu. Namanya Amin Baco, warga Malaysia.

Dilansir dari laman Reuters, Senin (6/11), militer Filipina memang sudah mengakhiri operasi militer di Kota Marawi dua pekan lalu. Itu setelah mereka berhasil menewaskan salah satu pemimpin klan kelompok Abu Sayyaf yang juga didapuk sebagai ‘amir’ ISIS di Asia Tenggara (Asteng), Isnilon Hapilon.

Salah satu pemimpin kelompok bersenjata Maute yang bersekutu dengan Isnilon, Omarkhayam Maute, dan seorang warga Malaysia bertindak sebagai penyandang dana serangan, Mahmud Ahmad, juga diyakini meninggal dalam pertempuran.

Meski demikian, militer Filipina belum bisa tidur nyenyak lantaran ada satu orang lagi mereka anggap berbahaya dan bisa membangkitkan perlawanan bersenjata, serta membangun jejaring baru ISIS di Asia Tenggara. Dia merupakan seorang warga negeri Jiran seperti mendiang Ahmad.

“Kami masih mencari Amin Baco. Dia diduga yang bakal menjadi ‘amir’ selanjutnya buat kelompok bersenjata itu,” kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

Kepala Kepolisian Nasional Filipina Ronaldo dela Rosa juga membenarkan kabar kalau Baco adalah sosok digadang-gadang bakal menjadi pengganti Hapilon. Dia mengatakan Baco ahli dalam merakit bom dan dilatih oleh Zulkifli bin Hir.  Zulkifli adalah warga Malaysia yang tewas dalam pertempuran melawan brigade elit kepolisian Filipina di Provinsi Maguindanao, dua tahun lalu. Dalam kejadian itu, 44 polisi meregang nyawa.

Menurut dela Rosa, kabar soal ditunjuknya Baco sebagai pengganti Hapilon berasal dari pengakuan warga Indonesia terlibat dalam kelompok bersenjata di Filipina, Muhammad Ilham Syahputra (23), dibekuk pekan lalu.

Menurut sumber, Baco mulanya memang dikabarkan sudah tewas. Namun, informasi itu disanggah lantaran menurut laporan intelijen dia berhasil kabur. “Sepertinya dia sembunyi di Pulau Jolo atau dekat Maguindanao,” kata sumber itu.

Sumber itu melanjutkan, Baco diketahui sudah lama menetap di Filipina dan mengenal jaringan Jemaah Islamiyah. Dia juga memperistri anak dari wakil komandan kelompok bersenjata setempat.

Meski demikian, intelijen belum yakin apakah Baco memiliki hubungan kuat dengan ISIS. Diduga dia dipilih karena sosoknya sudah dikenal oleh sejumlah kelompok bersenjata. Enam tahun lalu, Baco dikabarkan ikut membantu merekrut ‘pejuang’ dari Indonesia dan Malaysia, serta mengumpulkan uang dan persenjataan.

 

Densus 88 ke Filipina

Sementara itu, Detasemen 88 Antiteror Mabes Polri bakal ke Filipina, Selasa (7/11) hari ini. Polri bakal berkoordinasi dengan otoritas Filipina untuk menemui WNI bernama Minhati Madrais, istri petinggi ISIS  Filipina, Omarkhayam Maute.

“Informasinya besok (hari ini-red) berangkat. Lebih cepat lebih baik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wisasto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/11).

Setyo mengatakan, Densus 88 bakal menggali banyak keterangan dari Minhati. Utamanya, sepak terjang Minhati di Filipina, termasuk ada tidaknya kaitan warga Bekasi itu dengan terorisme di tanah air. “Temen-temen Densus yang akan mendalami. Kita tidak bisa berandai-andai,” ujar Setyo.

Sejauh ini, berdasarkan dokumen resmi yang ada pada dirinya, wanita asal Bekasi ini diketahui memasuki wilayah Filipina pada 2015. Namun, dicurigai, sebelum 2015 dia juga mengunjungi Filipina dan bergabung dengan kelompok ini.

“Di Marawi terakhir masuk 2015 itu resmi dari perlintasan dokumentasi di paspornya dia masuk ke wilayah Filipina 2015. Tapi, kalau dilihat, anaknya sudah 6 pasti dia lebih lama dari itu. Ini logika saja, kalau masuk 2015 terus sudah punya anak 6 itu kan nggak mungkin. Pasti sudah lama,” jelas Setyo.

Saat ini, Minhati sendiri berada di Iligan City, Filipina dan dalam pengawasan otoritas penegak hukum setempat.

Petugas gabungan kepolisian Filipina menangkap Minhati Madrais dalam operasi militer di Marawi. Minhati merupakan WNI yang menjadi istri pimpinan teroris di Filipina, Omarkhayam Maute. Polri menerima informasi penangkapan Minhati, Minggu, 5 November 2017, pukul 09.30 waktu setempat. Informasi penangkapan didapat dari “Counterpart” Kepolisian Cagayan de Oro.

Tim Gabungan Armed Forces of the Philippines (AFP) dan Philippine National Police (PNP) dari ICPO, MIB, ISG, CIDT-Lanao, 4th Mech and 103rd SAC juga mengamankan enam anak Minhati. Empat anak perempuan dan dua anak lelaki di 8017 Steele Makers Village Tubod Iligan City.

Minhati Warga Bekasi

Minhati tercatat warga asal Bekasi, Jawa Barat. Suami Minhati, Omar, telah tewas saat operasi militer Filipina di Marawi. Dari penangkapan Minhati, kepolisian setempat menyita barang bukti berupa empat “blasting cap”, dua unit “detonating cord” dan satu “time fuse”. Didapati pula paspor atasnama Minhati yang telah habis masa berlakunya. Saat ini, Minhati bersama anaknya masih ditaha di kantor polisi Iligan City.

Minhati lahir di Bekasi pada 9 Juni 1981. Ia berangkat ke Filipina dengan nomor paspor A 2093379. Minhati diduga tiba di Manila pada 2015 dengan masa berlaku visa hingga 30 Januari 2017. hud, rtr, mer

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry