LOLOS PIMNAS : Salah satu proposal PKM Unusa yang lolos ke Pimnas beberapa tahun lalu adalah KANCAH PLEK. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terus menorehkan prestasi membanggakan.

Di usia ke-7, seluruh sivitas akademika bergerak meraih prestasi membanggakan. Tidak hanya dosen tapi juga mahasiswa.

Salah satu prestasi membanggakan yang ditorehkan mahasiswa Unusa di 2020 ini adalah lolosnya 25 proposal dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Tercatat ada 25 proposal mahasiswa yang lolos PKM yang diadakan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Dari 25 proposal itu terdiri dari 19 proposal PKM lima bidang, lima proposal PKM Karya Tulis dan satu proposal PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK).

Untuk 19 proposal PKM lima bidang itu terdiri dua belas proposal PKM-Kewirausahaan (PKM-K), tiga proposal PKM-Karya Cipta (PKM-KC), satu proposal PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M). Juga ada satu proposal untuk PKM Penelitian Eksakta (PKMPE) dan dua proposal PKM Penelitian Sosiohumaniora (PKMPSH).

Dengan lolosnya 25 proposal PKM ini, Unusa pun bersiap untuk bisa lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020 ini.

Jumlah proposal yang lolos di PKM 2020 ini membuat Unusa berbangga. Karena jumlahnya naik sangat drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ini menjadikan Unusa masuk peringkat ke-2 terbanyak proposal yang lolos PKM 2020 untuk perguruan tinggi swasta di Jawa Timur.


Ini dia para mahasiswa dan dosen pembimbing yang bersiap untuk lolos ke Pimnas 2020. DUTA/ist

Direktur Akademik dan kemahasiswaan (AKMAWA) Unusa, Umdatus Soleha mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan mahasiswa. Ini bisa dicapai karena adanya kerja tim yang sangat solid baik mahasiswa dan para dosen serta seluruh pimpinan Unusa yang sangat mendukung penuh seluruh kegiatan mahasiswa.

“Juga karena kemampuan menulis mahasiswa jauh lebih bagus. Karena ada bimbingan dan pendampingan yang dilakukan dosen,” ujar Umdatus.

Diakui Umdatus, Unusa jauh-jauh hari sudah melakukan pendampingan dan bimbingan berupa workshop bagi mahasiswa tentang PKM ini. Itu dilakukan sebelum jadwal summit proposal dibuka Dirjen Dikti.

“Biasanya summit itu akhir tahun, kita lakukan workshop dan pendampingan sejak awal tahun. Bayangkan kerja keras kami,” ungkapnya.

Tidak cukup sampai di situ, Unusa juga membentuk tim reviewer secara berlapis. Selain proposal direview oleh dosen pembimbing, juga akan direview oleh reviewer tingkat fakultas dan universitas. Sehingga lolos di tingkat satu, belum tentu lolos di tingkat lainnya.

“Jadi urutannya jelas, dari dosen pembimbing ke fakultas baru universitas. Kalau di tingkat universitas lolos, bisa summit untuk ikut ajang PKM,” tandas Umdatus.

Selain itu, Umdatus melihat, ide-ide kreativitas mahasiswa Unusa saat ini sudah mulai meningkat. Mereka sudah mulai bisa merealisasikan ide dengan sangat modern dan kekinian.  Tentunya yang berhubungan dengan ilmu yang sedang mereka tempuh.

“Contohnya adalah ide kreativitas untu PKM Kewirausahaan. Mahasiswa membuat hijab yang cocok untuk petugas medis. Hijab ini tidak menghalangi petugas medis untuk menggunakan stetoskop.

Salah satu contoh lainnya adalah proposal PKM untuk GFK. Di mana mahasiswa membuat ide untuk membuat rumah singgah bagi para penderita ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). “Mahasiswa bisa lebih menjual ide-ide yang baru,” tukasnya.

Dengan semakin meningkatkan kualitas ide dan keberagaman ide yang dituliskan mahasiswa, maka Unusa bersiap untuk membimbing dan pendampingi agar proposal-proposal tersebut bisa lolos ke ajang Pimnas 2020 ini.

Salah satu bimbingan dan pendampingan yang dilakukan adalah membuat laporan administratif.

Laporan ini menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan peserta jika lolos ke Pimnas. Karena salah satu penilaian yang diperhitungkan adalah laporan administratif.

Diakui Umdatus, Unusa memang menarget dari jumlah proposal yang lolos itu itu harus ada masuk Pimnas.

Targetnya minimal harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya satu dan dua proposal yang lolos, tahun ini harus lebih dari itu.

Tak mengherankan pembimbingan dan pendampingan secara intensif dilakukan. Walau saat ini agak terhambat dengan adanya pandemi Covid-19 namun tidak menghalangi tim untuk melakukan pendampingan dan bimbingan.

“Caranya ya lewat virtual. Tidak harus itu melalui zoom atau apa. Yang penting konsultasi virtual itu bisa memudahkan mahasiswa dan dosen tentunya dengan biaya yang sangat murah.  end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry